Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

16 April 2024 | 21.00 WIB

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di tengah konflik Iran dan Israel relatif lebih baik dibandingkan beberapa negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Cina, Korea Selatan, dan Thailand.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau bandingkan dengan berbagai negara lain relatif kita sedikit lebih baik dari Malaysia juga dari Cina," ujarnya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Selasa, 16 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meskipun rupiah melemah, Airlangga optimis bahwa perekonomian Indonesia masih kuat dengan pertumbuhan di atas 5 persen, neraca perdagangan surplus, dan cadangan devisa yang besar (US$136 miliar).

Pelemahan rupiah terjadi karena meningkatnya nilai dolar AS akibat eskalasi konflik geopolitik. Hal ini menyebabkan melemahnya indikator finansial di negara berkembang seperti Indonesia.

Data menunjukkan bahwa Baht Thailand dan Won Korea terdepresiasi 0,24% dtd, Ringgit Malaysia 0,24% dtd, dan indeks FKLCI Malaysia melemah 0,55% dtd.

Untuk Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan Pasar Spot Rupiah domestik masih ditutup seiring dengan adanya libur Hari Raya Idulfitri. Namun demikian berdasarkan data pasar spot luar negeri (Trading Economics), nilai tukar rupiah berada di level Rp16.060 atau mengalami apresiasi 0,31 persen dtd. Airlangga pun menyatakan angka ini lebih baik dibandingkan negara- negara lain seperti Korea, Filipina, dan Jepang.

Namun, Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah berpotensi melemah di hari kerja pertama pasca libur Lebaran karena indeks dolar AS yang tinggi dan rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

"Selama libur Lebaran di kisaran 105 dan sebelum lebaran di kisaran 104," ujarnya saat dihubungi pada Selasa, 16 April 2024. 

Ariston menambahkan bahwa perang Iran-Israel dapat menyebabkan gangguan suplai, meningkatkan inflasi, dan memicu pelambatan ekonomi global, sehingga investor beralih ke aset aman seperti dolar AS dan emas.

Pada Selasa malam, 16 April 2024 nilai tukar rupiah terjkagar dolar AS tembus Rp 16.200

Benarkah sama seperti 1998?

Mei 1998 diukir sebagai satu lembaran kelam dalam sejarah ekonomi Indonesia, ketika negara itu terjatuh ke dalam jurang resesi paling dalamnya akibat dari krisis moneter  atau krismon yang menghantam Asia Tenggara. 

Krisis yang bermula dari Thailand pada Juli 1997 membawa dampak yang merugikan bagi Indonesia, dengan Thailand terpaksa mendevaluasi mata uangnya, Baht, yang kemudian memicu gelombang efek domino di negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.

Kelemahan sistem keuangan Indonesia yang rentan dan ketergantungan yang besar pada modal asing menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk krisis tersebut. Spekulasi terhadap nilai tukar rupiah semakin meningkat, ditambah dengan beban utang luar negeri swasta yang membebani dan sistem perbankan yang rapuh.

Puncak krisis datang pada bulan Mei 1998, ketika rupiah mengalami penurunan nilai yang drastis, mencapai titik terendahnya dari Rp 2.500 menjadi Rp16.800 per dolar AS. Kejadian ini menandai kehilangan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, dengan dampak yang merugikan seperti lonjakan harga barang dan jasa yang memicu inflasi hingga 78 persen, kegiatan ekonomi yang lumpuh, banyaknya perusahaan yang bangkrut, dan peningkatan angka pengangguran.

Pemerintah Indonesia melakukan upaya keras untuk mengatasi krisis ini dengan berbagai kebijakan, termasuk menaikkan suku bunga, meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF), dan melakukan restrukturisasi perbankan. Namun, proses pemulihan ekonomi memakan waktu yang panjang, baru pada awal tahun 2000-an Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Krisis moneter tahun 1998 menjadi pembelajaran yang berharga bagi Indonesia. Menguatnya sistem keuangan, peningkatan transparansi, dan mengurangi ketergantungan pada modal asing menjadi kunci untuk mencegah terulangnya krisis serupa di masa depan. 

Meskipun krisis moneter tersebut masih membekas dalam ingatan masyarakat, namun krisis tersebut juga menjadi titik balik bagi reformasi ekonomi dan politik di Indonesia, menandai awal dari perubahan yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.

MICHELLE GABRIELA  | HENDRIK KHOIRUL MUHID | FITRA MOERAT RAMADHAN | RIANI SANUSI PUTRI

https://bisnis.tempo.co/read/1856475/kurs-rupiah-kian-jeblok-ke-16-117-per-usd-bos-apindo-minta-bi-segera-intervensi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus