Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Director of Enterprise Payment OVO Haryanto Gunawan mengucapkan selamat kepada LinkAja yang resmi diluncurkan kemarin. Dia berharap ke depan LinkAja dapat bersinergi dengan OVO dalam mengedukasi betapa bergunanya sistem pembayaran secara non tunai.
Baca juga: Luncurkan LinkAja, Rini Soemarno: Bisa untuk Belanja di Singapura
"Kami sangat welcome dan selamat kepada teman-teman LinkAja kita nanti bisa bersama-sama mengedukasi pelanggan secara langsung bagaimana pentingnya atau bagaimana bermanfaatnya dari cash pindah ke cashless," kata Haryanto di Jakarta Selatan, Senin, 1 Juli 2019.
Ahad kemarin, platform layanan keuangan berbasis elektronik milik PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja resmi diluncurkan. Peluncuran dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Menurut Haryanto, sinergi antara LinkAja dan OVO dapat dilakukan karena tingkat pembayaran digital di Indonesia dinilai masih rendah atau kurang dari sepuluh persen. "Yang kita lihat untuk digital payment di Indonesia itu masih sangat rendah masih sekitaran 10 persen itu tergantung dari beberapa jenis survei," ujarnya.
Haryanto mengatakan sisa dari pengguna yang mencapai 90 persen itu masih menggunakan transaksi tunai. Karena itu, ada peluang untuk menciptakan pasar yang lebih besar untuk mengubahnya menjadi pelanggan non tunai.
Sebelumnya, menurut CEO LinkAja Danu Wicaksana, LinkAja akan menggunakan strategi berbeda dengan kompetitor sejenis dalam menjalankan bisnisnya. Salah satunya adalah membidik pengguna baru yang ada di luar kota besar. Hal ini, juga sejalan dengan misi LinkAja untuk ikut meningkatkan inklusi keuangan digital.
Danu mengatakan, LinkAja ingin memberikan layanan yang esensial bagi para pelanggan. Jika kompetitor lain banyak memberikan diskon untuk layanan seperti food and beverage, LinkAja bakal memberikan layanan berupa pembayaran di sektor transportasi seperti gerbang tol.
Selain itu, LinkAja bakal memberikan layanan pembayaran untuk moda MRT dan LRT. Dia mengatakan, saat ini model pembayaran ini masih dibicarakan dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. "Jadi beberapa hal ini yang kami akan tawarkan dan sekarang belum ada di pasar," ungkap Danu.
EKO WAHYUDI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini