Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG pria muda sigap mengepel lantai Pasar Jatinegara, di Jakarta Timur, Kamis pekan lalu. Kawannya sibuk membersihkan parit-parit di kawasan lapak daging, ayam, dan ikan segar, di basement bangunan tersebut. Sret, sret. Setelah kelar, keduanya beristirahat. Belum genap 30 menit, aksi beres-beres itu mereka tunjukkan lagi.
Soal kebersihan, kata Nadiah, penjual ikan segar, Pasar Jatinegara memang mantap. Hampir tak ada lalat yang mampir ke dagangan perempuan 34 tahun itu, kendati tidak ditutup kaca etalase. Ikan-ikan segar dijejerkan di meja lapak berkeramik. Saban lima menit, dia mengguyurnya dengan air keran. Fasilitas keran tersedia di setiap lapak.
Pasar pun tidak becek. Sebab, di setiap meja ada lubang buangan air yang terhubung ke parit-parit. Saluran air pun lancar, tidak mampet oleh sampah. ”Makanya di sini menang Adipura terus,” ujar Nadiah kepada Tempo. Konsumen pun nyaman berbelanja di sana. ”Harganya juga murah,” katanya.
Ini adalah buah dari modernisasi Pasar Jatinegara. Direnovasi pada 2006, wajah Jatinegara memang jauh berubah. Tahun ini, pemerintah akan merombak 32 pasar di 20 kabupaten dengan ongkos Rp 215 miliar. Dananya diambil dari dana stimulus Departemen Perdagangan. Namun perjalanan masih panjang.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Cabang Jakarta, Hasan Basri, mengatakan, dari total 13 ribuan pasar tradisional di Indonesia, cuma 20 persen yang telah direvitalisasi. Selain itu, 70 persen pasar tradisional di Indonesia tidak layak dikunjungi konsumen.
Agung Sedayu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo