Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi Saffar Muhammad Godam mengatakan institusinya akan meluncurkan secara perdana Paspor Merah Putih pada 17 Agustus 2025 atau bersamaan dengan hari ulang tahun RI. Dia menyebut Paspor Merah Putih ini didesain untuk mencerminkan Indonesia karena ada elemen batik dan sejumlah kelebihan lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penerbitan ini bentuk upaya kami memperkuat paspor kita sesuai standar dan rekomendasi internasional,” kata Saffar kepada awak media di kantornya pada Selasa, 17 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saffar mengatakan paspor versi anyar ini memiliki fitur kaver yang tahan panas, fleksibel, dan keamanan tinggi. Dia menyebut perlindungan ini juga bagian dari upaya memperkecil kerusakan dan penyalahgunaan.
“Agar tak timbul kerusakan di sana,” kata dia.
Direktorat Jenderal Imigrasi juga pernah memperkenalkan Paspor Indonesia desain baru ini dalam Simposium program identifikasi pelancong ICAO (TRIP) di Montreal, Kanada, pada pertengahan November lalu. Acara itu dihadiri oleh perwakilan dari 193 negara anggota ICAO - termasuk Indonesia.
Direktur Kerja Sama Keimigrasian, Anggiat Napitupulu, yang hadir sebagai panelis dalam simposium tersebut memaparkan mengenai fitur paspor elektronik generasi terbaru yang tidak hanya berfungsi sebagai dokumen perjalanan, tetapi juga sebagai representasi identitas dan budaya Indonesia.
“Paspor RI yang baru dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan canggih. Jadi penggunaan 33 motif batik tradisional yang dicetak dengan teknologi khusus bukan hanya untuk alasan estetika semata melainkan juga alasan keamanan,” tutur Anggiat.
Anggiat juga menyebutkan bahwa chip paspor yang terhubung dengan antena radio memungkinkan penyimpanan data biometrik dan tanda tangan digital pemegangnya lebih aman.
“Halaman biodata yang terbuat dari polikarbonat juga membuat paspor ini lebih tahan lama dan sulit dipalsukan,” kata dia.
Dalam simposium tersebut, dibahas lebih lanjut mengenai teknik morphing, yang menjadi ancaman bagi keamanan dokumen perjalanan internasional. Anggiat mengatakan morphing memungkinkan seseorang untuk menggabungkan wajah dua orang yang berbeda pada sebuah foto. Fenomena ini juga akan membuat celah untuk memalsukan identitas.
“Untuk mengantisipasi ancaman ini, negara-negara di dunia terus mengembangkan teknologi dan prosedur keamanan yang lebih canggih, tidak terkecuali Indonesia,” kata Anggiat.
Indonesia telah bergabung dengan jaringan Public Key Directory (PKD) ICAO sejak 2019. PKD merupakan repositori pusat yang dikendalikan oleh ICAO sebagai media otentifikasi dokumen perjalanan setiap negara yang terdaftar dan sesuai dengan format mesin pembaca dokumen perjalanan guna memastikan validitasnya. Keanggotaan ini memungkinkan Indonesia untuk bertukar informasi dengan negara lain terkait verifikasi keaslian dokumen perjalanan dan meningkatkan kerja sama dalam memerangi kejahatan lintas negara yang melibatkan penyalahgunaan dokumen.
Pilihan Editor: Risiko Oligopoli di Industri Seluler