Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pekik Politik Dari Teluk Persi

Iran memutuskan hubungan kerja dengan 13 konsortium perusahaan yang mengurusi perdagangan minyaknya & memutuskan untuk tidak mengirim minyak ke Israel & Afrika-sel. IEA mengurangi ketergantungan pada OPEC.(eb)

17 Maret 1979 | 00.00 WIB

Pekik Politik Dari Teluk Persi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DI Abadan Senin minggu lalu kapal tangki World Ambassador mulai memunggah 110.000 ton minyak jenis ligt crude dan 140.000 ton heavy crude buat perusahaan Mitsui di Jepang. Sebuah tanker lain direncanakan tiba Rabu di P. Kharg untuk memunggah crude buat Ashland Oil, sebuah perusahaan AS. Pada upacara pemunggahan World Ambassador di Abadan, -- kota minyak empat bergabungnya perkilangan terbesar di dunia -- Hassan Nazih, direktur pengelola National Iran Oil Co. mengatakan bahwa Iran akan mengekspor antara 2 dan 3 juta barrel tiap hari. Di masa Shah, ekspor mencapai 5,4 juta barrel per hari. Menurunnya tingkat ekspor ini memang sudah dicanangkan oleh para pemimpin pemerintahan baru. Jadi tak mengejutkan. Dicoret Dari Kamus Yang agak mengejutkan ialah bahwa pertama kalinya sejak seperempat abad Iran akan memutuskan hubungan kerja dengan 13 konsortium perusahaan yang selama itu mengurusi perdagangan minyak Iran. "Kata 'konsortium' sedang dicoret dari kamus perusahaan kita," kata Hassan Nazih Konsortium itu, terkenal dengan nama "Osco", sebagian sahamnya dimiliki oleh British Petroleum (40%). Shell punya 14%, dan perusahaan Perancis Compagnie Francaise des Petroles 6%. Lima perusahaan AS (Exxon, Gulf, Mobil, Standard Oil dari California dan Texaco) bersaham 7%. Lima perusahaan AS lain yang tergabung dalam grup Iricon dapat 5%. Dengan suara galak Nazih mengatakan ia akan berurusan dengan perusahaan itu satu per satu, dan "tak akan ada konsesi bagi mereka." Nazih layak bersuara keras dalam revolusi yang berwarna nasionalistis ini. Para peninjau Barat tentu saja ragu kemampuan Iran nanti memasarkan minyaknya tanpa "Osco", walaupun hal itu tak mustahil. Yang lebih risau sebenarnya negeri-negeri Barat sendiri. Nazih mengatakan Iran akan menjual langsung minyaknya kepada penawar tertinggi -- dan harga yang disebut cukup mengecutkan AS$ 18 dan $ 20. Harga dasar dari OPEC hanya AS$ 13.35. Sebagai reaksi, pekan ini pelbagai perusahaan Amerika merencanakan memboikot lelang harga tinggi itu. Sebelumnya negeri industri sendiri sudah pagipagi siap. Awal Maret, di Paris, mereka brsepakat mengambil pelbagai tindakan yang bertujuan mengurangi 5% permintaan minyak internasional. Maksudnya ialah guna mengurangi desakan kekurangan minyak di dunia dan akibat naiknya harga setelah revolusi Iran. International Energy Agency (IEA) yang beranggotakan 2 negara setidaknya telah memutuskan demikian, terutama buat mengurangi ketergantungan pada OPEC. Tapi berbeda dengan nada awal IEA waktu didirikan di tahun 1973, suara kali ini menekankan sikap "non-konfrontasi" dalam menghadapi OPEC. Terutama atas desakan AS. Bahkan pihak IEA mengatakan programnya merupakan jawaban positif atas himbauan Arab Saudi baru-baru ini yang menghendaki konsultasi antara negara pengekspor dengan pengimpor minyak. OPEC akan menyetujui seruan IEA kepada anggotanya agar mengurangi konsumsi minyak, karena OPEC sendiri belakangan ini kian menekankan pengawetan sumber alamnya. Itu tak berarti muka manis akan terus dipakai antara negara anggota OPEC dengan anggota IEA. Revolusi Iran bukan saja menyebabkan turunnya ekspor dan naiknya harga, tapi juga menghangatkan lagi masalah politik dalam perdagangan minyak dunia. Iran misalnya memutuskan untuk tak mengirim minyak lagi ke Israel dan Afrika Selatan. Padahal ketergantungan Afrika Selatan dan Israel pada minyak Iran lebih besar ketimbang negara manapun (lihat tabel). Alasan Iran sudah terkenal. Kini tibatiba bergaung suara senada dari Abu Dhabi, yang selama ini terdengar lunak. Mana Said Otaiba, menteri perminyakan Persatu n Emirat Arab dan ketua OPEC dewasa ini, pekan lalu diberitakan menyangkutkan perdagangan minyak dengan perjuangan rakyat Palestina. "Negeri-negeri yang minta kita untuk mensuplai minyak," kata Otaiba, "harus membantu kita untuk mencapai penyelesaian yang adil bagi cita-cita ini, menjamin hak-hak sah rakyat Palestina." Berbicara di depan konferensi enerji yang dihadiri 22 negara Arab dan wakil 300 organisasi di negeri Arab, Otaiba menyebut juga tuntutan dikembalikannya wilayah Arab yang diduduki dan juga kembalinya bagian Arab di kota Yerusalem. Revolusi di Iran memang mengubah banyak nada di Timur Tengah (lihat Luar Negeri). Negeri industri Barat terpaksa memperhitungkan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus