Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Peluang baru di ruas baru

Presiden meresmikan 11 pabrik petrokimia sekaligus tol jakarta-cikampek. swasta diberi peluang membangun ruas baru, sebab dana pemerintah terbatas. cibi tung-cikampek segera dibangun.

26 November 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKALI dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Mungkin itulah ungkapan paling cocok untuk menggambarkan perjalanan Presiden Soeharto Sabtu pekan lalu. Soalnya, untuk peresmian 11 pabrik petrokimia yang dipusatkan di Cikampek, Jawa Barat, Presiden lebih dulu melalui jalan tol baru Jakarta-Cikampek, yang juga diresmikan hari itu. Kendati baru diresmikan, jalan tol ini bukanlah barang baru. Pasalnya, sejak 21 September lalu, jalan bebas hambatan ini sudah digunakah dalam rangka uji coba. Hanya saja, belum banyak yang tahu bahwa di samping jalan yang membujur antara Cibitung dan Cikampek ini akan dibangun lagi ruas baru sepanjang 47,5 km. Hal lain yang juga baru ialah bahwa pembangunan dan pembiayaan ruas jalan itu kali ini dipercayakan pada swasta, yakni PT Bangun Tjipta Sarana (BTS). Tentu, tidak semua dana yang dibutuhkan akan ditanggung oleh BTS. Seperti dikemukakan Dirut BTS, Fatchur Rochman, dari Rp80 milyar yang dianggarkan, bagian BTS hanya 35%, atau Rp28 milyar. Itu pun merupakan patungan dengan beberapa perusahaan lainnya. Sisanya yang Rp 52 milyar diperoleh dari sindikasi beberapa bank yang dipimpin oleh Bank Pembangunan Indonesia. Sayang, Rochman tak bersedia menyebutkan, siapa partner modal BTS. Terlepas dari mana datangnya uang, ini merupakan proyek pembangunan jalan bersama swasta, yang kedua bagi PT Jasa Marga (setelah pembangunan jalan tol Cawang-Tanjungpriok). Menurut Direktur Utama PT Jasa Marga, Wiyoto, proyek ini diberikan pada BTS karena dua faktor utama: selain sudah cukup berpengalaman, peralatan yang dimiliki BTS pun sudah ada di sana (bekas membangun ruas tol yang diresmikan Presiden kemarin). Di samping itu, "Kebetulan, BTS-lah yang pertama kali mengajukan proposal kepada kami," ujarnya. Sebagai pembuat ruas yang pertama, perusahaan yang dulunya dimiliki oleh Menpera Siswono Judo Husodo ini memang cepat menangkap peluang. Dulu, jalur Jakarta-Cikampek dianggap tidak akan terlalu ramai, hingga jalan bebas hambatan yang dibuat hanya satu jalur. Jadi, seperti jalan arteri biasa, tanpa pembatas. Ternyata, dugaan itu meleset. Sekarang, volume kendaraan yang melalui jalur itu sudah mencapai 60 ribu per hari padahal tarif tolnya paling mahal: Rp5.000 untuk kendaraan golongan I, dan Rp 8.000 untuk kendaraan golongan II. Masuknya swasta ke dalam proyek-proyek Jasa Marga tampak direstui penuh oleh Presiden. Menurut Pak Harto, sementara dibutuhkan prasarana yang memadai, kemampuan pemerintah untuk membangun sangat terbatas. Itulah sebabnya, "Untuk keperluan yang makin mendesak, kita memberikan kesempatan pada kalangan dunia usaha swasta, untuk ikut membangun jalan-jalan tol ini," demikian tuturnya pada acara peresmian tersebut. Diperkirakan, pembangunan yang dibagi dalam dua termin itu (Cibitung-Karawang, dan Karawang-Cikampek) akan selesai 2,5 tahun. Kerja sama yang dijalin dengan Jasa Marga terbatas pada joint operation. Jadi, bukan joint venture, di mana Jasa Marga ikut urun modal, seperti pada proyek jalan tol Cawang-Tanjungpriok. Dengan bagi hasil 31% untuk Jasa Marga dan 69% untuk BTS, Jasa Marga memperhitungkan, modal yang ditanam BTS akan kembali dalam waktu 20 tahun. Kerja sama mereka 26 tahun. Sehingga, kalau dikurangi dengan lama pembangunan, maka BTS bisa meraih untung dari pungutan tol yang 3,5 tahun lagi. Wajarlah kalau ingin laba lebih banyak, pembangunannya harus lebih cepat. Sekarang tinggal menunggu jawaban pihak swasta. Siapa mau tol Cikampek-Padalarang (80 km) dan Cikampek-Cirebon (125 km)? Bersiaplah merebut peluang. BK, Bachtiar Abdullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus