Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur tahap kedua, tujuh pos lintas batas negara (PLBN). Pembangunan ini merupakan pembangunan lanjutan dari tahap pertama yang selesai pada akhir 2016 dan menghabiskan dana Rp 944 miliar.
Menteri Pekerjaan Umum Basoeki Hadimoeljono mengatakan, pada pembangunan tahap kedua, pihaknya akan membangun fasilitas sosial dan umum, seperti pasar, untuk tujuh PLBN. "Pembangunan ditargetkan rampung akhir 2018 dengan total anggaran Rp 1,5 triliun," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, pada Senin, 8 Desember 2017.
Simak: 9 Infrastruktur di Area Perbatasan Dikembangkan
Adapun tujuh PLBN yang telah selesai adalah PLBN Wini, Motaain, dan Motamasin di Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Timor Leste; PLBN Entikong, Badau, dan Aruk di Kalimantan Barat berbatasan dengan Malaysia; serta PLBN Skouw di Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini.
Rencananya, dua PLBN, yakni PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka dan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Selasa, 9 Januari 2018. Sebelumnya, satu PLBN Motaain di Kabupaten Belu sudah diresmikan Jokowi pada 28 Desember 2016.
Basoeki berharap pembangunan PLBN ini bisa menjadi gerbang masuk, sekaligus embrio pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan. Juga diharapkan bisa memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan sesuai dengan program Nawa Cita.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sri Haryoto mengatakan, dalam pembangunan infrastruktur 7 PLBN tersebut, Kementerian juga membangun sarana air bersih, air limbah, jalan lingkungan, drainase, sanitasi, dan ruang publik. Hal ini, kata dia, sesuai dengan tujuan pemerataan hasil pembangunan dan pengurangan kesenjangan.
Hartoyo juga berujar, dengan pembangunan infrastruktur PLBN tersebut, pihaknya optimistis bisa semakin meningkatkan ekspor komoditas dari Indonesia ke negara tetangga yang berbatasan. "Barang yang berasal dari Indonesia lebih lengkap dan kompetitif dari sisi harga jika dibandingkan dengan Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara dengan Malaysia, masih menjadi tantangan kita untuk bisa lebih berdaya saing,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini