Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia tahun 2020 yang dirilis Majalah Forbes baru-baru ini selain ada sejumlah wajah baru, juga ada sedikitnya empat orang yang terlempar keluar dari daftar. Dua di antaranya adalah pemilik maskapai penerbangan Lion Air Rusdi Kirana dan bos Grup Bosowa Aksa Mahmud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Forbes menjelaskan, Rusdi dan Kusnan Kirana tak lagi masuk dalam daftar orang terkaya setelah bisnis penerbangan lesu akibat pandemi. "Empat taipan terlempar dari daftar tahun ini, salah satunya Rusdi dan Kusnan Kirana yang mana Lion Air menderita akibat bisnis penerbangan yang lesu," tulis Forbes dalam keterangan resminya, Jumat, 11 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2019, kekayaan Rusdi dan Kusnan Kirana ditaksir mencapai US$ 835 juta atau setara dengan Rp 11,76 triliun (asumsi kurs Rp 14.094 per dolar AS). Jumlah kekayaan itu menempatkan Rusdi dan Kusnan Kirana di urutan ke-38 daftar 50 orang terkaya Indonesia.
Selain Rusdi dan Kusnan Kirana, pendiri Grup Bosowa Aksa Mahmud juga terlempar dari daftar. Tahun lalu, kerabat mantan wakil Presiden Jusuf Kalla ini menempati urutan ke-44 dengan kekayaan ditaksir US$ 710 juta atau sekitar Rp 10 triliun.
Adapun Bosowa selama ini dikenal sebagai perusahaan induk dari belasan kegiatan usaha, mulai dari keuangan, properti, semen, hingga energi. Pada tahun ini usaha Bosowa kehilangan kendali atas PT Bank Bukopin Tbk dan pemilik Bosowa juga tengah menghadapi gugatan dari bank asal Qatar, Qatar National Bank Q.P.S.Q.
Selain Rusdi dan Kusnan Kirana, Forbes juga tidak lagi menampilkan nama Kardja Raharjo dan Donald Sihombing di daftar orang terkaya Indonesia. Tahun lalu, pengusaha pelayaran Kardja Raharjo masih terdaftar dengan kekayaan mencapai US$ 1,02 miliar.
Kardja Rahardjo merupakan pemilik PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2017. Harga saham berkode TAMU saat ini berada di level terendah, yakni 50 alias gocap. Sejak awal tahun, saham TAMU anjlok 87 persen.
Sementara itu, pengusaha konstruksi Donald Sihombing memiliki kekayaan US$ 970 juta pada tahun lalu. Donald merupakan pemilik emiten konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk. Sama halnya dengan TAMU, saham berkode TOPS yang dimiliki Donald 64 persen juga berada di level gocap. Sejak awal tahun saham TOPS turun 81 persen.
Forbes menjelaskan penaksiran nlai kekayaan para taipan itu menggunakan data kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa saham, laporan tahunan dan analis.
Secara umum, Forbes mencatat kekayaan lebih dari 50 persen penghuni daftar orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan. Jumlah kekayaan kolektif 50 orang terkaya tersebut pun turun tipis 1,2 persen dari US$ 134,6 miliar pada 2019 menjadi US$ 133 miliar. “Sebanyak 28 penghuni daftar ini menunjukkan penurunan kekayaan,” demikian kutipan laporan tersebut.
Salah satu penyebab penurunan kekayaan tersebut adalah pandemi virus corona yang terus menyebar di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Indonesia kembali terjatuh ke jurang resesi setelah 1997 lalu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di minus 5,3 persen dan minus 3,5 persen pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.
Meski begitu, Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia dalam daftar Forbes Indonesia’s 50 Richest. Kakak-beradik pemilik grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk atau BCA tersebut mengumpulkan total kekayaan sebesar US$ 38,8 miliar.
Menyusul di belakangnya adalah keluarga Widjaja yang juga berhasil bertahan di urutan kedua. Keluarga pemilik grup Sinar Mas tersebut berhasil menambah kekayaannya sebanyak US$ 2,3 miliar pada 2020 menjadi US$ 11,9 miliar.
BISNIS