Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan pemilihan kepala daerah atau Pemilu serentak 2018 tidak mempengaruhi keputusan investor di bursa saham.
"Sentimen dari pilkada serentak diperkirakan tidak terlalu berimplikasi pada keputusan para investor," kata Bhima Yudhistira saat dihubungi, Rabu, 27 Juni 2018.
BACA: Lima Tempat Makan Ini Berikan Promo Pilkada Serentak 2018
Menurut Bhima hal tersebut karena adanya keamanan yang terjaga selama pilkada. Bhima mengatakan menjadi kunci kepercayaan diri para pelaku pasar terdapat dari pengamanan yang terjaga.
Pilkada serentak di seluruh Indonesia akan dilaksanakan pada Rabu, 27 Juni mendatang. Pilkada serentak 2018 dilakukan di 171 daerah dari 34 provinsi di Indonesia. Rinciannya, 17 di antaranya memilih gubernur, 39 kota memilih wali kota, dan 115 kabupaten memilih bupati.
Menurut Bhima aksi jual investor asing di bursa saham masih berlanjut meskipun net sales per hari mulai turun menjadi Rp 453 miliar pada sesi perdagangan.
BACA:Libur Pemilu Serentak 2018, Ancol Gratiskan Tiket Masuk
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada juga memperkirakan tidak ada pengaruh pilkada terhadap pelaku pasar. Menurut Reza pelaku pasar akan ada pengaruh atau pertimbangan jika pemilihan presiden.
"Kalau presiden yang ngaruh. Ada nuansa politiknya sekali, kalau pilkada sih tidak," ujar Reza.
Reza memperkirakan IHSG akan melemah hari ini. Hal tersebut menurut Reza dipengaruhi oleh kenaikkan volume jual yang dikhawatirkan masih menyimpan potensi terjadinya pelemahan. "Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5.799 - 5.812 dan resisten 5.837 - 5.848," kata Reza Priyambada.
Baca berita mengenai Pemilu Serentak 2018 lainnya di Tempo.co.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini