Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pengusaha Helikopter Bidik Bisnis Helicity di Ibu Kota Baru

Gurihnya bisnis Helikopter untuk angkutan umum, membuat Helicity serius mengembangkannya di ibu kota baru.

14 November 2019 | 12.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Helikopter Helicity milik Maskapai Charter Transportasi WhiteSky Aviation bersiap untuk mendarat di Lapangan Aldiron, Jakarta, 22 Desember 2017. Layanan helicopter ini dapat menjadi transportasi alternatif penduduk jakarta dan sekitarnya yang ingin terhindar dari kemacetan jalan ibu kota. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo.Co, Jakarta - Sejumlah pengusaha helikopter mulai membidik bisnis helicity di ibu kota baru di Kutai Kertanegara dan Penajem Paser, Kalimantan Timur. CEO PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan entitasnya sudah menyiapkan lahan seluas 3 hektare untuk membangun heliport dan kantor.

“Kami sudah kantongi izin pembangunan heliport di ibu kota baru. Nanti 2020 kami mulai merencanakan desain pembangunannya,” ujar Denon di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 14 November 2019. 

Denon mengatakan pembuatan desain heliport dan perancangan bisnis helicity memakan waktu cukup panjang, yakni sekitar 4 tahun. Adapun konstruksi pembangunannya akan mulai teraliasasi pada 2024 mendatang. 

Ketua INACA ini mengakui tak terburu-buru mengejar penyelesaian proyek pembangunan heliport dan pengoperasian helicity. Sebab, pihaknya masih menunggu ibu kota anyar bertumbuh sembari melihat arah konsumennya.

“Nanti kami lihat dulu pangsa pasarnya. Apakah helicity ini akan digunakan untuk profesional, keluarga, atau medis,” tuturnya. 

Industri helikopter sebagai angkutan udara komersial menunjukkan pertumbuhan positif dalam setahun belakangan. Berdasarkan data Asia Pacific Civil Helicopter Market Overview 2018, industri helikopter di Asia-Pasifik tumbuh 4,6 persen secara year on year. 

Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai pertumbuhan 3,6 persen. Denon mengatakan tren positif pertumbuhan industri helikopter didukung oleh adanya pergeseran model bisnis. Semula, helikopter digunakan untuk kepentingan angkutan minyak dan gas. Sedangkan kini, keberadaannya bergeser untuk kepentingan retail dan korporasi. 

Beberapa negara dengan pertumbuhan bisnis helikopter paling signifikan ialah Filipina, Thailand, dan Indonesia. Denon optimistis helicity akan menjadi model bisnis unggulan operator helikopter pada masa mendatang. “Apalagi kita melihat  Indonesia ini kondisi geografis berbentuk kepulauan dan membutuhkan konektivitas,” ucapnya. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih Pramesti mendukung adanya pengembangan bisnis helicity di ibu kota baru. Ia mengatakan salah satu bentuk dukungannya adalah relaksasi aturan operasional helikopter. 

“Aturan seperti helikopter terbang malam itu instrumennya sudah kami selesaikan. Kami dukung bisnis ini berkembang,” ujarnya. 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput politik untuk kanal nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus