Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pentingnya Vaksinasi Covid-19, Mengetahui yang Terjadi dalam Tubuh

Menjalani proses vaksinasi Covid-19 memang penting untuk mengetahui apa yang terjadi dalam tubuh. Simak penjelasan pakar.

7 Maret 2021 | 14.38 WIB

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang anggota Polri,  di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, 4 Maret 2021. Vaksinasi diberikan kepada  1.000  Prajurit TNI (850 TNI AD, 50 TNI AL, 100 TNI AU) dan 1.000 anggota Polri di lingkungan Kodam II/Sriwijaya dan Polda Sumsel. ANTARA/Nova Wahyudi
Perbesar
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang anggota Polri, di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, 4 Maret 2021. Vaksinasi diberikan kepada 1.000 Prajurit TNI (850 TNI AD, 50 TNI AL, 100 TNI AU) dan 1.000 anggota Polri di lingkungan Kodam II/Sriwijaya dan Polda Sumsel. ANTARA/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Di kalangan masyarakat masih ada yang mempertanyakan pentingnya vaksinasi COVID-19 dan apa yang terjadi dalam tubuh setelah vaksinasi. Apakah setelah vaksinasi aman dari COVID-19?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Setelah menjalani proses vaksinasi memang penting untuk mengetahui apa yang terjadi dalam tubuh. Masyarakat perlu mulai memahami satu langkah lain, yakni uji kuantitatif serologi melalui tes derologi kuantitatif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Spesialis patologi dari Siloam Hospitals Purwakarta, Dr. Adrian Suhendra, Sp.PK., menjelaskan uji serologi kuantitatif merupakan cara medis melalui pengambilan sampel darah yang berfungsi mengidentifikasi patogen di dalam tubuh. Tujuannya untuk mengetahui dan melihat respons kekebalan tubuh atau antibodi dari orang yang telah mendapatkan vaksin COVID-19.

Adrian menjelaskan uji kuantitatif serologi dilakukan pada laboratorium khusus serologi bertujuan membaca hasil pemeriksaan secara kuantitatif. Wujudnya adalah jumlah titer antibodi yang ada di dalam darah. Uji tes ini berbeda dengan tes cepat serologi sebelumnya, metode kualitatif, yaitu menunjukkan apakah hasil tes reaktif atau nonreaktif. Intinya adalah metode serologi kuantitatif berfungsi untuk mengecek imun tubuh pascavaksinasi.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengunjungi UPTD Puskesmas Taman Sari guna memantau proses pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 tahap pertama pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Tes kuantitatif serologi menggunakan immunoassay untuk menentukan nilai kuantitatif titer antibodi terhadap protein spike-receptor binding domain (S-RBD) COVID-19 dalam darah. Metode ini akan membantu memberikan hasil nilai antibodi secara akurat sehingga pasien bisa mengetahui bagaimana respons imun tubuh terhadap COVID-19.

Meskipun perlu dilakukan, harus pula dipahami tes serologi kuantitatif bukan untuk skrining atau diagnosis. Tes ini termasuk jenis tes imunologi yang bersifat mengavaluasi titer antibodi COVID-19 dalam tubuh, baik pascavaksin maupun kondisi setelah terpapar COVID-19. Karenanya tes kuantitatif serologi berbeda dengan tes kualitatif serologi pada umumnya.

Tes kualitatif serologi bertujuan untuk skrining COVID-19 sementara tes kuantitatif serologi bertujuan mengetahui titer antibodi seseorang terhadap COVID-19 yang ditunjukkan dengan satuan u/mL. Selain itu, tes kuantitatif antibodi juga berguna dalam menilai respons imun humoral seseorang, yaitu antibodi terhadap COVID-19, baik pada penyintas COVID-19 maupun pada individu penerima vaksin.

Dalam prosesnya, pengumpulan sampel tes kuantitatif serologi diambil dari darah vena dengan waktu proses pemeriksaan adalah sekitar 120 menit. Pada penerapannya, tes serologi kuantitatif ini memiliki tiga kegunaan, yaitu bagi yang telah vaksinasi COVID-19 dapat mengetahui apakah tubuh sudah memiliki imun atau belum memiliki antibodi COVID-19.

Kedua, bagi penyintas COVID-19 bisa mengetahui apakah serologinya dapat melindunginya atau masih bisa terkena kembali. Terakhir, sebagai terapi plasma konvalesen, yaitu sebagai pendonor (orang yang sembuh dari COVID-19 dan sudah diuji dengan hasil negatif) bagi pasien COVID-19.

Adrian mengatakan tes serologi kuantitatif pada umumnya bisa dilakukan secara berkala dan direkomendasikan untuk pasien yang sudah divaksinasi setelah periode 14-60 hari dari penyuntikan vaksin tahap kedua. Langkah yang dilakukan ini tak lain sebagai ikhtiar untuk menguatkan aktivitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19 sampai terbentuknya kekebalan komunitas hingga pandemi perlahan dapat teratasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus