Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Perempuan dalam Statistik dan Potensi Pemberdayaan

Perempuan memiliki potensi besar dalam meningkatkan ekonomi Indonesia.

27 September 2021 | 07.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020, jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Indonesia hampir seimbang dengan sex ratio sebesar 120. Hasil perbandingan ini berarti ada 102 laki-laki untuk 100 perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari data hasil sensus penduduk 2020 didapatkan sebanyak 133, 54 juta orang atau 50,58 persen penduduk Indonesia adalah laki-laki dan 49,42 persen atau 136,66 juta orang adalah perempuan. Jumlah ini tidak menunjukkan perbedaan besar. 

 

Dilansir dari kemenpppa.go.id, perempuan memiliki potensi besar dalam meningkatkan ekonomi Indonesia. Salah satu isu prioritas yang yang dikerjakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI adalah pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender. 

 

“Potensi perempuan dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa tidak dapat dipandang sebelah mata. Potensi ini seharusnya menjadi dorongan bagi semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan berbagai program pemberdayaan ekonomi perempuan,” ujar Bintang Puspayoga, Menteri PPA dalam acara Women’s Professional Week, 24 September 2021.

 

Dengan jumlah yang tidak terlalu jauh, partisipasi angkatan kerja pada usia kerja perempuan hanya 54 persen. Angka ini jauh dibandingkan dengan partisipasi laki-laki yang sebesar 82 persen.

 

Menurut Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Hayani Rumondang hal itu bukan karena kecakapan dan potensi perempuan namun sebagian memilih menjadi ibu rumah tangga. “Pilihan seorang perempuan untuk tidak menempuh jenjang karier lebih tinggi banyak dipengaruhi skala prioritas, bukan oleh kemampuan teknis dan kecakapan kerja. Oleh karenanya, kita perlu bekerja bersama membuka kesempatan seluas-luasnya bagi profesional perempuan untuk berkarier setinggi-tingginya tanpa harus menyampingkan perannya sebagai ibu,” ungkap Hayani.

 

Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, menyebutkan bahwa industri kecil menengah didominasi oleh perempuan. Dari data BPS pada  profil industri mikro dan kecil pada 2019 ada 46,7 persen pengusaha perempuan. Utamanya dalam sektor tekstil, pakaian jadi, makanan, dan pengobatan tradisional. Hal ini dirasa Reni dapat mendorong pemberdayaan perempuan.

 

TATA FERLIANA

Baca juga:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus