Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Perusahaan Pembiayaan Targetkan Kredit Macet Nasabah Berkurang Drastis 2021

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memproyeksikan tingkat kredit macet turun pada 2021.

27 Desember 2020 | 14.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suwandi wiratno. TEMPO/Dasril Roszandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memproyeksi langkah industri multifinance yang memilih lebih berhati-hati di masa pandemi, akan terlihat hasilnya di periode 2021. Suwandi mengungkap akhir 2020 pun sudah tercermin tingkat kredit macet atau non-performing financing (NPF) sudah menurun.

"NPF menurun walaupun volume belum meningkat, menunjukkan kualitas nasabah perusahaan pembiayaan semakin baik. Nah, volume kita ini kan bertahap naik, kalau NPF kita turun terus [hingga 2021], berarti proses pembiayaan kita bagus," ungkapnya kepada Bisnis, Minggu, 27 Desember 2020.

Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan perbaikan tingkat kredit bermasalah multifinance setelah sebelumnya sempat menjulang tinggi akibat pandemi Covid-19, yang puncaknya mencapai 5,6 persen pada Juli 2020.

Rasio NPF terbaru dari 182 multifinance sejak Agustus 2020 hingga bulan berikutnya berturut-turut membaik ke 5,23 persen, 4,93 persen, dan 4,71 persen pada Oktober 2020.

Oleh sebab itu, Suwandi pun memproyeksi bahwa kecenderungan perusahaan pembiayaan untuk lebih selektif dalam melakukan pembiayaan baru di periode 2020, kemungkinan besar akan ikut berpengaruh terhadap berlanjutnya tren perbaikan NPF ini hingga 2021.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) ini, setiap perusahaan memiliki resep masing-masing dalam mengelola piutang pembiayaannya.

Namun, dia yakin kecenderungan ke depan, leasing masih lebih menekankan kualitas piutang. Termasuk dalam mengambil keputusan untuk mengakomodasi nasabahnya dalam melanjutkan program restrukturisasi.

"Restrukturisasi itu imbauan. Kita juga harus pilih-pilih, kan debitur yang sudah kembali normal juga sudah banyak. Di tempat saya sudah 60-70 persen yang [tadinya mengajukan restrukturisasi] sudah pulih. NPF menurun itu juga kan akibat keberhasilan program ini. Jadi tiap perusahaan nanti punya kebijakan masing-masing, yang penting kualitas portofolio pembiayaan itu harus tetap terjaga," tutupnya.

BISNIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus