Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pesawat Lion Air Jatuh: Baru 3 Bulan Beroperasi, Ini Ciri-cirinya

Pesawat Lion Air jatuh di Tanjung Karawang. Jenisnya Boeing 737 MAX 8 yang baru dioperasikan sekitar tiga bulan lalu.

29 Oktober 2018 | 13.26 WIB

Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 penerbangan Lion Air JT-610 rute Jakarta - Pangkal Pinang dengan jadwal keberangkatan Senin, 29 Oktober 2018 pukul 6.10 WIB dari Bandara Soekarno Hatta menuju Depati Amir.
Perbesar
Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 penerbangan Lion Air JT-610 rute Jakarta - Pangkal Pinang dengan jadwal keberangkatan Senin, 29 Oktober 2018 pukul 6.10 WIB dari Bandara Soekarno Hatta menuju Depati Amir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Lion Air jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, tergolong pesawat baru. Pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut diterima Lion Air untuk dioperasikan sekitar tiga bulan lalu. Saat ini Lion Air mengoperasikan 113 pesawat yang terdiri dari Boeing 737-800/900 ER/MAX 8 dan Airbus A320-300.

Baca: Detik-detik Menjelang Hilangnya Pesawat Lion Air

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Sebagai maskapai pertama di Indonesia yang mengoperasikan Boeing MAX 8 tentunya kami sangat bangga. Pesawat baru ini akan mendukung kami dalam menghadirkan biaya penerbangan yang terjangkau," kata Public Relations Manager Lion Air Group Andy M Saladin, seperti dikutip dari laman lionair.co.id.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang yang hilang kontak setelah beberapa puluh menit meninggalkan Bandar Soekarno - Hatta pada pukul 06.10 WIB. Seharusnya, pesawat yang membawa 189 penumpang dan kru itu mendarat pada pukul 07.20 WIB di Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang.

Boeing 737 MAX memiliki keunggulan dalam bahan bakar. Boeing ini diklaim lebih hemat 20 persen dibanding generasi 737 saat ini. Boeing 737 MAX 8 dapat pula terbang selama 7 jam 30 menit tanpa mengisi bahan bakar.

Dalam laman Lion Air juga disebutkan daya jelajah dari Boeing bisa meningkatkan kemampuan varian B-737 Next Generation dari 350 - 570 mil laut lebih jauh menjadi 3.500 mil. Kenyamanan mesin juga diklaim patut diacungi jempol dengan kemampuan meredam suara mesin hingga 40 persen.

Angkut Puluhan Pegawai Negeri


Penumpang pesawat dapat membawa bagasi lebih banyak. Pesawat dengan regitrasi PK-LQP ini dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018. Saat terbang dari Jakarta ke Pangkal Pinang, pesawat dipiloti kapten Bhavye Suneja dengan co-pilot Harvino bersama enam awak kabin.

Baca: Lion Air Jatuh, BPK Benarkan 10 Pegawai Ikut Terbang

Nama-nama awak kabin adalah Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot Bhavye Suneja memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam dan co-pilot Harvino lebih dari 5.000 jam terbang.

Dari 189 penumpang yang menjadi korban Lion Air jatuh, puluhan di antaranya pegawai negeri sipil di Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK. "Kami ikut berduka cita atas kejadian ini," kata Sekretaris Jenderal BPK Bahtiar Arif dalam pesan tertulis kepada Tempo.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, sekitar 20 pegawai dari Kementerian Keuangan menjadi korban Lion Air jatuh. "Mereka kembali ke tempat penugasan ke Pangkal Pinang setelah menghadiri Peringatan Hari Keuangan ke-72 di Jakarta pada Sabtu," kata Sri Mulyani setelah mendatangi kantor Basarnas, Jakarta.

AQIB SOFWANDI | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus