Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pidato Prabowo Subianto yang menyebut bahwa Indonesia akan bubar pada 2030 menarik perhatian publik. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenakan baju putih dan dengan tegas mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030. Hal itu tersiar dalam video berdurasi 1 menit 31 detik. Sebelum mengatakannya, ia memberikan argumen salah satunya soal kedaulatan negara yang menurutnya 80 persen tanah seluruh negara dikuasai hanya satu persen oleh rakyat Indonesia. “Tidak enak kita bicara, tetapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi,” kata Prabowo. Dalam pidato yang diunggah di media sosial Gerindra, Prabowo mengatakan, "Di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian bahwa Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030." Potongan video pidato Prabowo tersebut diambil dari rekaman konferensi dan temu kader nasional Gerindra di Bogor, Jawa Barat, pada 18 Oktober lalu. Baca: Popcorn dan 8 Makanan Ini Dapat Menekan Rasa Lapar Anda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa tokoh dunia ternyata juga pernah melahirkan kontroversi dari pidato yang mereka ungkapkan. Berikut rangkumannya.
Presiden Venezuela Hugo Chavez melambaikan bendera nasional negaranya, saat merayakan kemenangannya dalam pemilu di Caracas pada 7 Oktober 2012. Chavez meninggal pada 5 Maret 2013. REUTERS/Jorge Silva
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hugo Chavez
Pidato yang disampaikan mantan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, sempat menuai kontroversi. Tahun 2006 Chavez mengingatkan Peseritakan Bangsa Bangsa mengenai bahaya dari imperialisme. Ia menganggap bahwa imperialisme Amerika akan membahayakan kelangsungan hidup spesies manusia. Namun, ungkapannya yang mengundang kontroversi adalah ketika Chavez secara berulang kali membandingkan Bush dengan iblis. "Di tempat ini, masih tercium bau belerang," katanya. "Kemarin, tuan-tuan, dari mimbar yang sama ini, presiden Amerika Serikat, yang saya sebut iblis, datang ke sini berbicara sebagai pemilik dunia." Baca: Duduk di Kursi Lorong Pesawat Berisiko Tinggi Tertular Penyakit
Mantan Presiden AS, George W. Bush berbicara di panggung konser amal bagi korban badai di College Station, Texas, 21 Oktober 2017. AP Photo/LM Otero
George W. Bush
Mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush juga sempat mengundang kontroversi terkait ucapannya dalam pidato. Ia sempat menyinggung delegasi Kuba, dimana Bush mengungkapkan 'aturan pemerintahan lama seorang diktator yang kejam telah mendekati akhir’. Ucapannya tersebut mengacu pada Fidel Castro, pemimpin Kuba saat itu. Bush pun menyatakan harapan untuk Kuba menjadi negara yang lebih bebas, terdapat pemilihan umum secara bebas dan juga kebebasan berkumpul. Delegasi Kuba yang hadir dalam forum tersebut tidak menyetujui ungkapan Bush tersebut dan akhirnya keluar dari ruangan.
Muammar Gaddafi. REUTERS/Mike Segar
Muammar Gaddafi
Tahun 2009 pemimpin Libya, Gaddafi, untuk pertama kalinya selama 40 tahun ia berkuasa berbicara kepada Majelis Umum dalam forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pihak penyelenggara memberikan waktu selama 15 menit bagi Gaddafi untuk berbicara. Namun, sosok pemimpin yang dikenal eksentrik tersebut berbicara selama lebih dari satu setengah jam. Ia pun merobek salinan Piagam PBB dan menuduh Dewan Keamanan PBB sebagai "dewan teror." Gaddafi pun melakukan konfrontasi terhadap dewan PBB terkait pembicaraan mengenai terorisme, "Mengapa kita melawan Taliban? Mengapa orang-orang menentang Taliban membangun ‘kerjaan’ Islam?”, tanyanya. Ia juga berspekulasi bahwa flu babi adalah senjata biologis buatan manusia. Baca: Ibu Bekerja, Ini yang Harus Dilakukan Pasangannya
Kebijakan kontaversial Donald Trump lainnya yakni, Trump juga mengancam akan keluar dari perjanjian perdagangan North American Free Trade Agreement, yang berisi perjanjian perdagangan dengan Meksiko dan Kanada pada 1994. Trump menilai perjanjian ini merugikan ekonomi AS karena menimbulkan defisit perdagangan. (Chip Somodevilla/Getty Images)
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang selalu melahirkan kontroversi-kontroversi dalam sebagian besar pidatonya. Saat kampanye tahun 2015, Trump mengungkapkan rencananya dalam melarang Muslim untuk masuk Amerika. Tidak hanya itu, hal kontroversi lainnya adalah rencana membangun tembok sepanjang 1900 mil di perbatasan Meksiko dan Amerika terkait pelarangan imigran ilegal. Pidato Trump pada Desember 2017 lalu yang memunculkan banyak respon adalah pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel. Padahal, sampai saat ini Yerusalem adalah kawasan yang masih diperebutkan Israel dan Palestina.
THE GUARDIAN | CSMONITOR | BERBAGAI SUMBER