Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Ekspansi Setelah 5 Bulan Kontraksi

PMI manufaktur kembali ke level ekspansi 51,2 pada Desember, setelah mengalami kontraksi selama 5 bulan beruntun.

2 Januari 2025 | 15.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menjahit tas di pabrik pembuat perlengkapan outdoor, PT Eksonindo Multi Product Industry di Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 14 Juni 2023. Dengan kemampuan produksi 6.000 tas, pabrik ini menargetkan bisa membuat 3 juta tas per tahun. Industri manufaktur ini dikenal sebagai produsen tas dan garmen dengan merk Eiger, Body Pack, dan Exsport. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemeringkat dunia, Standard & Poor's Global Ratings (S&P), merilis data terkini Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia hari ini. PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 kembali ke level ekspansi setelah mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ambang batas pertumbuhan PMI manufaktur adalah 50, di bawah itu tergolong level kontraksi. Lembaga S&P mencatat hal ini menandakan pertumbuhan sektor ini untuk pertama kalinya sejak Juni 2024. “PMI meningkat menjadi 51,2, dari 49,6 di bulan November. Pembacaan PMI terbaru juga merupakan yang tertinggi sejak Mei 2024,” demikian ditulis dalam rilis berita yang dibagikan Kamis, 2 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Volume produksi yang lebih tinggi dan pesanan baru disebut menjadi faktor kembalinya pertumbuhan manufaktur Indonesia pada Desember. Hal ini terjadi di tengah laporan-laporan mengenai kondisi permintaan yang lebih positif, optimisme di masa depan terus berlanjut.

Perusahaan-perusahaan menambah staf sementara juga meningkatkan aktivitas pembelian mereka. Pembangunan inventaris juga terlihat karena produsen memandang ada pertumbuhan di tahun 2025. 

Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Paul Smith mengatakan ekonomi manufaktur Indonesia mengakhiri tahun 2024 dengan dengan catatan positif. "Berkembang untuk pertama kalinya sejak pertengahan tahun di tengah bukti peningkatan penjualan dan output,” ujarnya. 

Selain itu, ada harapan besar bahwa tren positif ini ini dapat dipertahankan. Banyak perusahaan mengharapkan peningkatan produksi di tahun depan seiring dengan stabilnya kondisi makroekonomi dan perbaikan daya beli. Namun, menurut dia, tantangannya adalah tren harga dan tekanan biaya sedikit menguat sejak November, sehingga biaya produksi naik lagi. 

Sebagai informasi, PMI manufaktur mengalami kontraksi selama lima bulan beruntun. Pada November PMI manufaktur Indonesia berada pada level 49,6 dan pada Oktober berada di level 49,2, September 49,2, Agustus berada pada level 48,9 dan Juli 49,3.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus