Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan Indonesia harus keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap sebelum populasi lanjut usia naik. Sebab, katanya, jika Indonesia gagal melakukan itu maka sandwich generation diprediksi akan bertambah.
Sandwich generation atau generasi terimpit umumnya didefinisikan sebagai kelompok orang dewasa yang harus menanggung hidup orang tua, diri mereka sendiri, sekaligus anak-anak mereka. Mengutip artikel Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich dengan sepotong daging terhimpit oleh dua buah roti.
Anggoro menjelaskan Indonesia harus memanfaatkan peluang bonus demografi muda hingga 2035, mengingat setelahnya Indonesia akan memasuki era aging population. Periode tersebut akan ditandai oleh melonjaknya populasi lanjut usia hingga dua kali lipat sampai 2045.
Ada sekitar 52 sampai 60 persen bonus demografi yang terdiri dari generasi milenial dan Generasi Z di Indonesia, seperti sebelumnya dipaparkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada 28 September 2024.
“Kami melihat ada momentum yang harus kita kejar agar saat aging population terjadi, kita sudah keluar dari middle income trap,” ujar Anggoro dalam pemaparannya di acara Social Security Summit 2024 yang digelar di Jakarta Selatan, Selasa, 26 November 2024.
Menyitir definisi dari Sekretariat Kabinet RI, middle income trap merupakan suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
Anggoro dalam pemaparannya mengatakan Indonesia sudah terjebak selama lebih dari 30 tahun dalam middle income trap, yaitu sejak 1993. Ia juga menuturkan banyak negara berpenghasilan menengah yang bernasib sama: mengalami stagnasi dan sulit berpenghasilan tinggi.
Lebih dari 100 negara termasuk Cina dan India menghadapi hambatan serius dalam upaya menjadi negara berpendapatan tinggi dalam beberapa dekade mendatang, menurut temuan Bank Dunia dalam World Development Report 2024.
Berdasarkan studi yang sama, pada akhir 2023 sebanyak 108 negara diklasifikasikan sebagai negara berpendapatan menengah, masing-masing dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita tahunan dalam kisaran US$1.136-13.845.
Sementara sejak 1990, hanya 34 negara berpendapatan menengah yang berhasil beralih ke status berpendapatan tinggi. Lebih dari sepertiganya, menurut Bank Dunia, merupakan penerima manfaat dari integrasi ke dalam Uni Eropa, atau dari sumber daya minyak yang sebelumnya tidak ditemukan.
Anggoro menyimpulkan, jika Indonesia gagal keluar dari middle income trap saat kenaikan populasi lanjut usia terjadi, maka jumlah sandwich generation akan bertambah. “Tentu saja jika itu terjadi, akan meningkatkan dependency ratio penduduk nonproduktif kepada pekerja produktif, yang dikenal dengan sandwich generation,” tuturnya.
Kondisi ini, ia melanjutkan, akan menahan laju perekonomian dan memicu munculnya kemiskinan baru. Hal itu ditandai dengan menurunnya populasi kelas menengah dan meningkatnya kelas ekonomi bawah.
Hanin Marwah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Penghapusan Piutang Macet UMKM: Bank Masih Verifikasi Data, OJK Siap Hapus Catatan SLIK
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini