Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah yakin Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, akan mampu menggerakkan ekonomi wilayah setempat. Proyek pembangunan pelabuhan tersebut yang dimulai Juli 2018 ditargetkan rampung pada 2027 akan melalui empat fase pengerjaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan fase I meliputi pembangunan terminal, break water, jembatan penghubung, terminal kendaraan, dan jalan akses (paket pekerjaan oleh Kementerian PUPR). Kapasitas fase I adalah 3,75 juta TEUs (twenty foot equivalent unit) peti kemas dan kapasitas terminal mobil sebesar 218 ribu mobil CBU.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara pada tahap II, yakni 2021-2024 akan dibangun seluas 66 hektare dan tambahan untuk terminal mobil dengan kapasitas 600 ribu kendaraan bermotor (CBU). Selanjutnya, pada 2024-2025 akan dilakukan pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif kargo sebanyak 5,5 juta TEUs.
"Pada tahap akhir di tahun 2026-2027 akan dilakukan pembangunan berupa terminal peti kemas dengan kumulasi kapasitas sebanyak 7,5 TEUs dan 600 ribu CBU," kata pelaksana tugas Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Ayodhia GL Kalake dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020.
Ayodhia yakin pelabuhan terbesar kedua setelah Tanjung Priok, Jakarta, ini dapat mendorong perekonomian wilayah lebih luas lagi. "Karena siap menghubungkan berbagai wilayah produktif di Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, dan sekitarnya," ucapnya.
Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang akan dilengkapi dengan akses jalan tol. Pembangunan pelabuhan itu juga diharapkan mampu mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini cukup padat dan sibuk.
Pembangunan pelabuhan tersebut, menurut Ayodhia, juga ditargetkan bisa menjadi stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang dan pelabuhan ini juga dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan.
Hal ini seiring dengan permintaan Presiden Jokowi agar Pelabuhan Patimban juga mendukung ekspor produk selain otomotif. "Misalnya UMKM, sektor pertanian, industri kreatif, serta produk lainnya, sehingga mampu bersaing di pasar global," tutur Ayodhia.
Sebelumnya Kepala Negara telah melakukan peluncuran awal (soft launching) operasional Pelabuhan Patimban secara daring dari Istana Kepresidenan Bogor pada Ahad pekan lalu, 20 Desember 2020.
Peluncuran itu ditandai dengan ekspor perdana 140 unit mobil antara lain Toyota, Daihatsu, dan Suzuki. Ekspor dilakukan menggunakan Kapal MV Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd dengan tujuan Brunei Darussalam.
ANTARA