Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

PT SKP Targetkan Mengolah 200 Ton Daun Kayu Putih per Hari

Di kaki gunung Tambora, kini muncul perusahaan minyak kayu putih terbesar di dunia. PT Sanggaragro Karya Persada (SKP).

16 Desember 2019 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, MATARAM - Di kaki gunung Tambora, kini muncul perusahaan minyak kayu putih terbesar di dunia, PT Sanggaragro Karya Persada (SKP). PT SKP melakukan investasi Rp 1 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi mengolah daun minyak kayu putih. Dari produksi mengolah 200 ton daun kayu putih sehari, dari sebelumnya 60 ton perhari. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Operasional PT SKP Trianda Meliala mengatakan kebutuhan produksi minyak kayu putih di dunia saat ini sekitar 5.000 ton pertahun.  ''Indonesia hanya bisa memproduksi sekitar 450 - 500 ton pertahun,'' kata Trianda Meliala, Ahad 15 Desember 2019. Dengan investasi jumbo itu, dia memperkirakan perusahaan mencapai balik modal (break event point) setelah delapan tahun. 

 

Hasil minyak kayu putih asli produksi PT SKP ini, juga akan diolah menjadi beberapa jenis produk seperti bahan kosmetik, bahan farmasu, aroma terapi dan lain sebagainya.

 

PT SKP, kata dia, memasok kebutuhan minyak kayu putih cap Elang dan suplier lain di Surabaya. Jika menggunakan merek sendiri, Trianda mengatakan, perusahaan akan memberi nama produknya, Gunung Tambora. Pabrik PT SKP menggunakan mesin penyulingan modern dan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar di Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima. 


PT SKP mengklaim sebagai perusahaan swasta satu-satunya produsen minyak kayu putih yang menyiapkan lahan tanam seluas 5.000 hektar. Lahan ini menggunakan hak guna usaha (HGU) untuk produksi 25 juta pohon.

 

 

Asisten II Sekretaris Daerah Provinsi NTB Ridwan Syah menuturan PT SKP menyerap 600 orang pekerja ini. Lahan HGU PT SKP semula merupakan lahan kritis yang didominasi bebatuan di kaki gunung Tambora bagian selatan.

 

''Akan tetapi tanaman kayu putih Melaleuca cajuput mampu tumbuh pada iklim sangat panas sepertu di Pulau Sumbawa,'' ucap Ridwan Syah putra Dompu di sekitar daerah Kabupaten Bima. Ia menyebutkan salah satu jenis yang dihasilkan adalah minyak Atsiri - minyak kayu putih masuk kedalam jenis minyak atsiri bersama minyak cengkeh, minyak pala dan minyak sereh.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus