Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Rencana Merger BUMN Karya, Erick Thohir Klaim Telah Kirim Surat ke PUPR

Menteri BUMN Erick Thohir, mengklaim rencana pembentukan Holding BUMN Karya telah ditinjau oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Menunggu Kementerian PUPR

12 Juli 2024 | 17.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengklaim rencana pembentukan Holding BUMN Karya telah melalui proses peninjauan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Saat ini, dia mengaku tengah menunggu peninjauan lebih lanjut oleh Menteri Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya sudah kirim surat ke Pak Basuki, sudah di-review oleh Menteri Keuangan. Kita menunggu prosesnya saja dari Kementerian PUPR," kata Erick Thohir, ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu malam, 10 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika ditanya kapan peninjauan di Kementerian PUPR itu akan rampung, Erick belum bisa memastikan. “Makin cepat, makin baik,” kata dia. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu mengungkit perusahaan-perusahaan pelat merah yang juga harus segera ditutup bila memang sakit.

Erick Thohir sebelumnya mengatakan akan menggabungkan atau merger tujuh BUMN Karya atau perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur menjadi tiga perusahaan. Tujuh perusahaan konstruksi tersebut adalah Hutama Karya, Waskita, PP, Wijaya Karya, Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya.

"Kita dalam proses menggabungkan dari tujuh menjadi tiga perusahaan karya," kata Erick di Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024.

Erick mengatakan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk perbaikan tata kelola BUMN Karya. Saat ini, Kementerian BUMN sudah mulai melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar bisa fokus pada tugas masing-masing.

Lebih lanjut, Erick memaparkan bahwa Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya akan bergabung dengan fokus pada proyek pembangunan air, rel dan konteks lainnya. Hutama Karya dan Waskita akan disatukan untukmengerjakan proyek jalan tol, non-tol, bangunan dan residential comercial.

"Wika (Wijaya Karya) dan PP tidak masuk ke tol road, tapi fokus ke seaport dan airport. Tapi tetap ke residential karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya," ujar Erick.

Erick mengatakan, PP akan menjadi holdingatau induk perusahaan untuk penggabungan bersama Wijaya Karya. Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus mendorong konsolidasi agar korporasi negara tersebut memiliki spesialisasi dan keahlian. Proses ini juga akan membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus