Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

RI Jajaki Impor 1 Juta Ton Beras dari India

Pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India.

21 November 2024 | 14.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India. Rencana ini merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin, 18 November 2024

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan impor ini bertujuan untuk memenuhi kuota impor sebesar 3,6 juta ton pada tahun ini. Penjajakan impor telah dilakukan Kemendag dengan beberapa negara sejak penugasan impor beras bertambah sebesar 1,6 juta ton dari kuota semula sebesar 2 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pada prinsipnya, siapa saja yang memang bisa menjadi supplier, kita nggak masalah, yang penting harganya kompetitif,” kata Budi Santoso kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 20 November 2024.

Dengan India, Budi Santoso mengatakan pemerintah telah nengajukan penawaran impor sebesar 1 juta ton. Ia menyebut proses antarperusahaan (B2B) telah selesai. Kini pemerintah sedang mengupayakan pendekatan antarpemerintah (G2G) supaya pengadaan impor beras lebih cepat.

“Diusahakan tahun ini, makanya kita kejar G2G. Mungkin nanti kalau nggak India, kita akan koordinasi terus dengan Bulog mau ambil dari mana,” kata dia.

Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pada Senin, 18 November 2024, dalam sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Prabowo dan Modi membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan untuk memperkuat bilateral kedua negara.

"Indonesia dan India memiliki hubungan yang panjang dan sangat baik. Kami sangat menghargai hubungan ini dan berkomitmen untuk meningkatkannya di berbagai bidang," kata Prabowo dikutip dari keterangan tertulis Sekretariat Presiden.

Prabowo mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak dikarenakan Indonesia kekurangan 160 ribu dokter. Jenderal TNI Purnawirawan ini mengharapkan supaya India bisa mengirim profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi Indonesia.

Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus