Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat total surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk yang sudah diterbitkan pemerintah Indonesia mencapai US$ 23,65 miliar. Jumlah ini menguasai 23,11 persen pangsa sukuk global.
"Nilai ini sangat signifikan," kata Sri Mulyani dalam acara International Conference of Islamic Economics and Finance (ICEF), Selasa, 26 Oktober 2021.
Lalu pada Juni kemarin, kata Sri Mulyani, pemerintah menerbitkan Sovereign Green Sukuk senilai US$ 750 juta. Sukuk ini yang kemudian meraih penghargaan sebagai green sukuk terbesar di dunia.
Sri Mulyani menyebut sederet penerbitan sukuk ini membuat Indonesia menjadi salah satu kontributor terbesar di pasar global. Terutama, dari volume transaksi yang diperdagangkan di pasar modal syariah global.
Pertumbuhan penerbitan sukuk ini dilakukan di tengah perkembangan ekonomi syariah beberapa waktu terakhir. Sri Mulyani mencatat secara umum situasi pasar modal syariah global sejauh ini masih terkendali.
Di sisi lain, dia menyebut industri keuangan dan perbankan syariah global pun juga masih cenderung stabil di tengah pandemi saat ini. Kondisi ini diperlihatkan dengan tingkat kredit macet yang rendah, dan nilai aset yang cenderung stabil.
Ke depan, Sri Mulyani memproyeksikan perkembangan ekonomi syariah, seperti pasar keuangan, pasar modal, dan perbankan, akan menjadi daya tarik baru. Di antaranya karena empat sebab.
Pertama, demografi populasi muslim yang didominasi kelompok muda. Kedua, perkembangan teknologi. Ketiga, tumbuhnya industri halal. Dan terakhir tumbuhnya kesadaran untuk menetapkan prinsip-prinsip islami.
Akan tetapi, dia punya catatan khusus mengenai perkembangan ekonomi syariah ini. Salah satunya yaitu memastikan adanya solusi dan inovasi instrumen dari ekonomi syariah.
"Sehingga fokus pada tujuannya untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera," kata Sri Mulyani.
Baca juga: BEI Ungkap Penyebab Penggalangan Dana di Pasar Modal Terus Meningkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini