Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Pertarungan sengit pemilihan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) memasuki babak akhir. Dari penghitungan sementara pasangan yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Ansar Ahmad dan Nyayang Patimura unggul sekitar 5 persen dari pasangan Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut hitung cepat Pilkada Serentak 2024 Poltracking pasangan Ansar-Nyayang 55,06 persen, sedangan Rudi-Rafiq 44,94 persen. Dengan jumlah data masuk sudah 97,92 persen, Rabu, 27 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu isu perdebatan sengit antara kedua pasangan yaitu soal konflik agraria Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Pada saat debat, kedua paslon saling lempar soal tanggung jawab isu Rempang.
Rudi mempertanyakan keberadaan Ansar sebagai Gubernur Kepri dalam konflik tersebut. Sedangkan Ansar menyebut Rudi sebagai Kepala BP Batam dan Wali Kota Batam tak melibatkan gubernur dalam PSN yang berujung bentrokan dan dipenjaranya beberapa warga Melayu.
Jika dilihat melalui situs https://pilkada2024.kpu.go.id/ Gubernur Ansar Ahmad menang atas Rudi di hampir semua TPS yang ada di Pulau Rempang. Terutama di dua kelurahan yang menjadi target tahap awal PSN Rempang Eco City, yaitu Kelurahan Sembulang dan Kelurahan Rempang Cate.
Dari data yang sudah masuk dilihat pada Rabu malam, 27 September 2024, sebanyak 1163 suara memilih Ansar-Nyayang dan 355 memiliki Rudi-Rafiq di Kelurahan Sembulang. Sedangkan di Rempang Cate, 1448 memiliki Ansar-Nyayang, hanya 351 suara memilih Rudi-Rofiq.
Salah seorang warga Rempang Rayzikin mengatakan, kepada pemimpin yang baru diharapkan jangan dilanjutkan PSN Rempang Eco City. "Jangan ganggu masyarakat lagilah dengan PSN ini," kata pria yang akrab disapa Ray ini, Kamis, 28 November 2024.
Ray menjadi salah satu warga Rempang dari ratusan lainnya yang bertahan untuk tidak direlokasi. Ia juga berharap, setelah terjadi pengantian pucuk pimpinan nanti agar tetap memperhatikan saudara melayu Rempang yang sudah direlokasi. "Juga pemerintah baru nanti terus menyokong kawan yang sudah direlokasilah, jangan sampai ditelantarkan," kata dia.
Yang jelas kata dia, masyarkat yang bertahan akan terus berjuang mempertahankan tanah ulayat nenek moyang mereka di Pulau Rempang. "Mudah-mudahan pemimpin yang terpilih nanti tetap memperhatikan masyarakat susah lah, jangan mementingkan pribadi, mereka naikpun masyarakat yang naikan, bukan naik sendiri," kata dia.
Saat ini ratusan masyarakat Rempang terus bertahan untuk direlokasi. Meskipun sebagian lainnya sudah menerima relokasi dan pindah ke rumah relokasi yang disediakan BP Batam.
Sedangkan kondisi di lapangan masyarakat bertahan terus mendapat intimidasi. Yang terbaru spanduk siluman meminta tim solidaritas (Walhi, YLBHI dan LBHI) hengkang dari Pulau Rempang tersebar di kampung-kampung. Selain itu ketegangan antara warga dengan perusahaan PT MEG tidak bisa terelakan dan terus terjadi.
Pilihan Editor: Warga Rempang Kembali Diintimidasi, Spanduk Siluman Tolak Walhi dan YLBHI Disebar OTK