Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Saratoga: Tak Bisa Dipungkiri Batu Bara Sumber Bahan Bakar Termurah

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menyadari banyak negara-negara barat yang menganggap batu bara sebagai komoditas yang tidak bersih.

29 April 2021 | 12.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menyadari banyak negara-negara barat yang menganggap batu bara sebagai komoditas yang tidak bersih. Meski demikian, perusahaan yang dimiliki Menteri Pariwisata Sandiaga Uno ini masih bertahan untuk berinvestasi di bisnis ini, salah satunya di PT Adaro Energy Tbk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak bisa dipungkiri bahwa batu bara itu adalah the cheapest source of fuel untuk meng-elektrifikasi Indonesia, dan Indonesia memiliki jumlah batu bara yang sangat melimpah," kata Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu, 28 April 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan ini disampaikan Devin merespon tren investor global yang mulai meninggalkan pembiayaan untuk batu bara. Mulai dari beberapa perbankan di Eropa dan Jepang. Terbaru pada 22 April 2021, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in juga mengumumkan bahwa negaranya akan menghentikan semua pembiayaan baru untuk proyek batu bara di luar negeri.

Devin mengatakan Adaro awalnya memang hanya berkecimpung di bisnis eksplorasi dan produksi batu bara. Meski demikian, saat ini Adaro sudah mendiversifikasi bisnis mereka ke pembangkit listrik. "Mereka (Adaro) juga akan berpartisipasi dalam investasi di perusahaan-perusahaan atau bisnis-bisnis yang bersifat lebih green," kata dia.

Di sisi lain, Saratoga juga menyatakan bahwa mereka telah membantu perusahaan portofolio bertransformasi menjadi perusahaan mapan. Salah satunya yaitu Adaro Energy ini yang sudah mulai mendapat investasi dari Saratoga pada 2001.

Investor Relations Team Saratoga Ryan D. Sual pun membeberkan sejumlah capaian Adaro selama keterlibatan Saratoga. Dimulai pada 2002, Ryan menyebut produksi batu bara di Adaro hanya mencapai 20 juta ton.

Lalu pada 2010, Adaro mulai mengakuisisi 25 persen saham di IndoMet Coal Project (akuisisi 100 persen pada 2016). Kemudian pada 2016, kata Ryan, Adaro juga memulai konstruksi Pembangkit Listrik Batang 2 x 1 Giga Watt (GW).

Pada 2018, Adaro mengakuisisi 80 persen saham di Kestral Coal Resources di Australia bersama EMR Capital. "Lalu sekarang bisa dilihat bahwa Adaro Energy sendiri, produksi batu baranya sudah mencapai 55 juta ton di tahun 2020," kata Ryan.

Adapun hingga saat ini, ada tiga nama pemegang saham pengendali di Saratoga. Ketiganya yaitu Edwin Soeryadjaya (33,104 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (21,51 persen), PT Unitras Pertama (32,721 persen). Sisanya porsi publik (12,7 persen).

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus