Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Selain Harga Tiket Pesawat, Biaya Logistik di RI Dinilai Mahal

Pengamat transportasi UI Ellen Tangkudung menilai persoalan konektivitas di Indonesia saat ini bukan hanya perihal mahalnya tarif tiket pesawat.

12 Juni 2019 | 10.33 WIB

ilustrasi tiket pesawat (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi tiket pesawat (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, menilai persoalan konektivitas di Indonesia saat ini bukan hanya perihal mahalnya harga tiket pesawat. Namun juga tingginya biaya logistik yang menyebabkan harga komoditas turut melonjak.

Baca juga: Kaji Masuknya Maskapai Asing, Pemerintah Gelar Rapat Pekan Depan

"Infrastruktur sudah mulai dibangun, tapi dibanding negara lain kita punya biaya logistik yang lebih tinggi. Ini persoalan," ujar Ellen dalam diskusi bertajuk Konektivitas Memacu Pertumbuhan Berkualitas di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juni 2019.

Ellen mencontohkan, wujud nyata mahalnya biaya logistik adalah perbandingan harga jeruk Cina dan Medan di pasar. Lantaran ongkos antar yang tinggi, jeruk asli Medan acap kalah murah dengan jeruk asal Negeri Tirai Bambu.

Padahal, menurut Ellen, semestinya harga komoditas Tanah Air lebih murah bila dijual di negeri sendiri ketimbang komoditas dari luar negeri yang dijual di Indonesia. Ellen mengatakan, mahalnya biaya logistik terjadi salah satunya karena belum efisiennya waktu angkut barang.

Berdasarkan data yang dipaparkan, biaya logistik Indonesia saat ini terhitung paling tinggi di Asia. Cost logistik mencapai hampir 25 persen dari pendapatan domestik bruto atau PDB. Sedangkan di negara lain, seperti Cina, cost logistik tercatat kurang dari 15 persen dari PDB.

Masih buruknya manajemen logistik juga tercermin dalam pembatasan pengangkutan barang saat mudik Lebaran 2019 baru-baru ini. Ia berpendapat, pemerintah semestinya memilih alternatif kebijakan lain untuk memastikan lalu-lintas mudik berjalan lancar ketimbang mesti membatasi angkutan barang.

"Yang pasti angkutan barang ini saat mudik dikalahkan. Truk logistik pasti enggak boleh lewat. Jangan lupa, bahwa truk itu mengangkut logistik," ucapnya.

Selain menyoroti manajemen logistik, Ellen mengabsen kecepatan koneksi Internet di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data yang ia paparkan, kecepatan Internet Indonesia di level ASEAN kalah dengan enam negara lain.

"Paling atas Singapura, lalu Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Laos, dan Brunei. Indonesia nomor tujuh, diikuti Mynmar dan Kamboja," ucapnya. Ellen mengatakan dua persoalan terkait konektivitas ini semestinya menjadi prioritas dan diselesaikan dalam waktu dekat.

Baca berita Tiket Pesawat lainnya di Tempo.co

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus