Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JOHN Patrick Ellis terkenang saat pertama kali menginjak kawasan perdesaan di Flores, Nusa Tenggara Timur, sekitar 13 tahun lalu. Pria asal New York, Amerika Serikat, itu mengaku seperti tenggelam ke masa primitif. Tidak ada akses bank dan aliran listrik di desa-desa. "Saya sempat syok," kata JP--panggilan John Patrick--kepada Tempo, Rabu dua pekan lalu.
Dari perjalanan tersebut, Direktur Utama dan Co-Founder C88 Financial Technology--induk CekAja.com--itu memperoleh pengalaman bagaimana sulitnya mencari akses ataupun mengenalkan produk keuangan. Dari Flores, JP pergi ke Jakarta. Bersama Thomas Lembong, ia sempat mendirikan sebuah bank investasi.
Pada 2013, saat bisnis melalui Internet tumbuh pesat, John Patrick, bersama sejumlah koleganya, mendirikan CekAja.com. "Masyarakat Indonesia perlu dididik lebih melek finansial," ujarnya.
Agatha Simanjuntak, Presiden Komisaris C88 Financial Technology, mengatakan CekAja bukan hanya sebagai agregator, tapi juga sebagai supermarket finansial online. CekAja melayani informasi dan pengajuan hampir semua produk keuangan, dari pinjaman, kartu kredit, investasi, sampai asuransi.
Platform yang ditawarkan CekAja diminati karena mengatasi kendala mahalnya biaya operasional lembaga keuangan untuk mendapatkan nasabah baru. John Patrick mengatakan perbankan, yang biasanya hanya mengandalkan jaringan kantor cabang dan agen penjualan, sangat terbantu karena kini bisa memperluas akses produk melalui media digital. "Klien kami dari perbankan, asuransi, pembiayaan, sampai sesama fintech," katanya.
Lebih dari 20 juta nasabah telah mengakses CekAja. Setiap bulan, 75-100 ribu transaksi berlangsung di CekAja. Perputaran dananya hingga Rp 3 triliun per bulan. Seusai Lebaran tahun ini, CekAja juga akan menjual produk pasar modal.
Bisa dibilang CekAja berperan sebagai agen penjualan digital. Nasabah yang ingin mencari fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR), misalnya, bisa mendapatkan data penawaran dari semua lembaga yang menyediakan fasilitas KPR. Konsumen tinggal membandingkan dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Semua proses bisa dilakukan kapan saja melalui telepon seluler pintar.
Pelaksana Tugas Kepala Fintech Office Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan CekAja dalam mengumpulkan data pasar. Di platform itu, menurut Iwan, semua data produk finansial dimasukkan sehingga tidak perlu mengumpulkan satu per satu. "Dulu harus tanya satu-satu ke bank," ujarnya. "Sekarang masuk ke satu platform sudah bisa cek semua data."
Agus Supriyanto
Aturan Main Peer-to-Peer Lending
Pinjaman maksimal
Rp 2 miliar
Investor
Boleh asing
maksimal saham 85 persen
Modal disetor
Minimal Rp 1 miliar
Rp 2,5 miliar saat mengajukan perizinan
Izin operasi
OJK
Mulai Juli wajib terdaftar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo