Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI) Syam Resfiadi berharap calon jemaah umrah tidak membatalkan rencananya, melainkan menunda saja keberangkatannya ke Tanah Suci setelah adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menutup pintu terhadap warga dari 20 negara, termasuk Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jemaah kami harapkan tidak membatalkan, kita tunda saja. Misalnya sampai setelah lebaran atau setelah musim haji. Jadi bisa dirasakan bersama dampaknya. Namun konsumen punya hak jadi harus kita layani sebaiknya," ujar Syam dalam siaran video, Rabu, 3 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syam mengatakan rencana umrah itu sebaiknya ditunda sampai kondisi kembali seperti sedia kala. "Jemaah umrah harap tidak meminta kembalian uang karena ini terkait pihak hotel, transportasi, dan semuanya. Harapannya semua pihak berlapang dada, menerima dan mau bekerja sama."
Syam mengatakan kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menutup pintu terhadap warga dari 20 negara, termasuk Indonesia, menyebabkan rencana perjalanan umrah gagal total.
"Ini menyebabkan jadwal yang kita siapkan dua tiga minggu ke belakang untuk keberangkatan di pekan ketiga hingga keempat Februari ini gagal total dan harus tertunda lagi," ujar Syam.
Kondisi tersebut, menurut Syam, menyebabkan kerugian kepada seluruh pihak terkait pelaksanaan umrah, terutama para jemaah yang sudah bersiap namun gagal berangkat. Hal tersebut juga berdampak kepada seluruh pemangku kepentingan, seperti biro travel, maskapai, hotel, hingga transportasi. "Semoga semua pihak berlapang dada dan menerima bahwa ini bukan kemauan kita," tuturnya.
Ia pun berharap bahwa semua biaya yang sudah dikeluarkan bisa dipertahankan dan tidak hangus dengan adanya kebijakan ini. "Sehingga biaya yang yang sudah dikeluarkan bisa dipertahankan, tidak bisa dibatalkan. Kalau berkepanjangan dan jemaah ingin dikembalikan, pihak terkait bisa kembalikan dana ke jamaah, termasuk visa yang dilakukan pemerintah Arab," ujarnya.
Mulai Rabu ini, pendatang dari 20 negara tak akan bisa masuk ke Arab Saudi. Salah satunya adalah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi, dikutip dari Arab News, melakukan hal tersebut untuk menekan pandemi Covid-19.
"Larangan berlaku mulai jam 9 malam (waktu setempat) dengan pengecualian untuk diploma serta petugas medis berikut keluarga mereka," ujar pernyataan pers Pemerintah Arab Saudi, Rabu, 3 Februari 2021.
Selain Indonesia, negara-negara yang tidak akan bisa masuk ke Arab Saudi untuk sementara ini adalah Uni Emirat Arab, Mesir, Lebanon, Turki, Amerika, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Irlandia, Portugal, Swiss, Swedia, Brasil, Argentina, Afrika Selatan, India, Pakistan, serta Jepang.
Pemerintah Arab Saudi menambahkan bahwa larangan tersebut juga berlaku untuk pendatang yang transit via 20 negara terkait. Adapun rentang waktu yang ditetapkan adalah 14 hari.
CAESRA AKBAR | ISTMAN MUSAHARUN