Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Siapkan Acuan Kebijakan Ekonomi Makro dan Fiskal untuk Transisi ke Pemerintahan Baru

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan draf acuan kebijakan ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal 2025 di Istana Negara kemarin.

27 Februari 2024 | 07.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan rancangan awal Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal atau KEM-PPKF 2025 dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sri Mulyani menuturkan, sesuai Undang-undang Keuangan Negara, Menteri Keuangan berwenang menyusun KEM-PPKF. Ini lah yang akan menjadi landasan awal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"KEM-PPKF dan RAPBN 2025 disiapkan dalam periode transisi ke Pemerintahan Baru hasil Pemilu 2024," kata Sri Mulyani lewat akun Instagramnya @smindrawati pada Senin, 27 Februari 2024.

Dalam KEM-PPKF, ujar dia, dipresentasikan kondisi dinamika dan tantangan ekonomi global. Misalnya, kenaikan suku bunga global alias higher for longer yang mempengaruhi arus modal, nilai tukar dan biaya pendanaan (cost of fund). 

Selain itu, dibahas pula kondisi geopolitik dan proteksionisme, tren teknologi digital, perubahan iklim, hingga penuaan penduduk atau aging population di berbagai negara maju.

"Kebijakan Fiskal dan APBN sangat penting dalam menangani tantangan pembangunan," ucap mantan Managing World Bank ini.

Tantangan tersebut adalah kualitas sumber daya manusia, infrastruktur, inklusivitas dan kesenjangan, serta transformasi ekonomi dan ekonomi hijau.

Sri Mulyani melanjutkan, kebijakan fiskal dan APBN harus dijaga hati-hati alias prudent, akuntabel dan disiplin agar tetap sehat, kredibel dan berkelanjutan. 

Sri Mulyani menyebut, APBN adalah instrumen penting dan strategis yang diandalkan untuk memecahkan berbagai tantangan pembangunan. 

"APBN juga menjadi instrumen penting dalam melindungi ekonomi dan masyarakat dalam menghadapi berbagai ancaman dan gejolak, seperti pandemi, perubahan iklim dan persaingan geopolitik," tutur Sri Mulyani.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus