Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Soal Ramalan Ekonomi Dunia 2023 Gelap Gulita, Ekonom: RI Beda dengan Negara Maju

Pernyataan Sri Mulyani yang mengutip ramalan bahwa dunia bakal gelap gulita pada tahun 2023 ditanggapi oleh ekonom Pieter Abdullah.

1 Agustus 2023 | 15.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom yang juga Direktur Segara Institut Pieter Abdullah Redjalam merespons pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengutip ramalan perekonomian dunia bakal gelap gulita pada tahun 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ekonomi dunia 2023 sudah sejak tahun lalu diperkirakan akan gelap gulita, dan memang banyak negara mengalami perlambatan ekonomi,” ujar Pieter saat dihubungi pada Selasa, 1 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun kenyataannya, kata Pieter, perekonomian indonesia masih mampu tumbuh sekitar 5 persen pada kuartal satu dan dua 2023. Dia menilai, pernyataan Sri Mulyani itu bukan untuk memunculkan kekhawatiran dan kepanikan, tapi untuk menambah semangat dan ke hati-hatian. 

Menurut Pieter, perekonomian Indonesia masih mampu untuk melanjutkan pemulihan tumbuh dikisaran 5 persen walaupun perekonomian global gelap gulita.

“Perekonomian Indonesia memiliki struktur yang berbeda dengan negara-negara maju. Kita tidak bergantung kepada ekspor. Kita lebih banyak ditentukan oleh permintaan domestik, konsumsi rumah tangga, dan investasi,” ucap dia.

Dengan struktur ekonomi tersebut, dia berujar, Indonesia mampu mengelola memaksimalkan permintaan domestik. Pieter juga masih meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 masih akan dikisaran 5 persen. 

Namun, yang perlu diantisipasi justru adalah kekhawatiran dan pesimisme menghadapi kondisi global. Karena, kalau masyarakat ditakut-takuti dengan resesi global bisa membuat mengurangi belanja dan investasi.

“Itu namanya self fulfilling prophecy. Ini harus dihindari. Pemerintah hendaknya membangun optimisme. Indonesia mampu melewati masa ketidakpastian ini dengan baik,” tutur Pieter.

Sebelumnya, Sri Mulyani menyampaikan ramalan sejumlah lembaga dunia itu dalam acara Penyerahan Insentif Fiskal. "Dunia akan gelap gulita 2023 ini karena pertumbuhan dunia hanya 2,1 persen. Ini turun drastis dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang 6,3 persen,” ujar Sri Mulyani dikutip dari akun YouTube Kemenkeu RI.

Ditambah lagi, pertumbuhan perdagangan dunia saat ini merupakan yang terendah, 2,1 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 10,7 persen. Sehingga, kegiatan perdagangan harus didorong.

“Kalau dunia tidak saling berdagang, pasti ada bagian dunia yang tadinya membutuhkan barang atau jasa tidak mendapatkannya. Kemudian akan mendorong harga-harga menjadi naik," kata dia.

Menurut bendahara negara, kondisi tersebut berdampak pada disrupsi baik dari sisi suplai maupun dari sisi perdagangan. Sri Mulyani mengatakan hal itu akan sangat menentukan kondisi inflasi. Seperti yang terjadi pada 2022, inflasi tertinggi dengan di masing-masing negara seluruh dunia mengalami kenaikan, dari inflasi 0 persen kini 8,7 persen.

Selain itu, kata Sri Mulyani, kondisi gelap gulita itu juga terlihat dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur dunia saat ini, 61,9 persen mengalami kontraksi. Namun, Indonesia termasuk ke dalam negara yang industrinya masih bertumbuh positif.

"Hanya 14,3 persen negara-negara yang mengalami ekspansi dan akselerasi, itu termasuk Indonesia bersama Turki dan Meksiko," ucap Sri Mulyani.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan sejak 2018. Pernah meliput isu teknologi, sains, olahraga, dan ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti Kursus Jurnalistik Intensif di Tempo Institut dan magang menjadi wartawan Tempo pada akhir 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus