Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Anggaran Pendapatan dan Balanja Negara (APBN) 2024 mengalami defisit Rp 507,8 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan belanja kementerian dan lembaga naik signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Realisasi penerimaan negara tercatat Rp 2.482,5 triliun. Sedangkan belanja mencapai Rp 3.350,3 triliun. Angka belanja lebih tinggi dari target, yakni Rp 3.325,1 triliun. “Komponen terbesar adalah belanja kementerian lembaga melonjak,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja APBN di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin 6 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan catatan kementerian, realisasi belanja kementerian dan lembaga (KL) mencapai Rp1.315 triliun. Naik Rp 120,6 triliun dari target awal APBN 2024 yakni Rp1.090,8 triliun. Angka ini bahkan lebih tinggi dari prediksi belanja KL dalam laporan semester yang dibuat pemerintah, yakni Rp1.198 triliun. “Tadi (dari laporan semester) sudah naik Rp108 triliun, di realisasi lebih tinggi lagi,” kata dia.
Sri Mulyani mengatakan kenaikan belanja KL sebagian disebabkan perpindahan dari belanja non-KL, namun beberapa belanja KL memang mengalami kenaikan. Belanja non-KL tercatat sebesar Rp 1.171 triliun, lebih rendah dari target APBN awal yakni di Rp 1.376,7 triliun. Sedangkan belanja transfer ke daerah mencapai Rp 863,5 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan ada beberapa penyebab belanja KL 2024 membengkak. Pertama disebabkan oleh belanja tambahan yang dialokasikan sebagai dukungan saat Indonesia mengalami el nino.
Pemerintah saat itu memberikan bantuan beras tambahan, juga daging ayam dan telur yang distribusikan selama semester awal. Bantuan beras juga lanjut didistribusikan selama Agustus, Oktober dan Desember 2024. Isa mengatakan penyaluran dilakukan lewat Badan Pangan nasional (Bapanas), sehingga menambah belanja KL. Melonjaknya belanja kementerian dan lembaga juga disebabkan kenaikan gaji aparatur sipil negara. “Hal ini juga merupakan tambahan belanja KL yang cukup besar di 2024," tutur Isa.