Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Status Virus Corona Naik, Singapura Waspadai Rush Money?

Dubes RI di Singapura memastikan belum ada rush money oleh masyarakat setempat sehubungan dengan wabah virus corona.

12 Februari 2020 | 16.30 WIB

Turis mengenakan masker bedah saat mengunjungi di Merlion Park di Singapura, 28 Januari 2020. Di negara ini, 18 kasus corona telah dikonfirmasi. REUTERS/Feline Lim
Perbesar
Turis mengenakan masker bedah saat mengunjungi di Merlion Park di Singapura, 28 Januari 2020. Di negara ini, 18 kasus corona telah dikonfirmasi. REUTERS/Feline Lim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya angkat bicara soal situasi finansial di Singapura di tengah wabah virus corona di negara tersebut. Ia memastikan, sampai saat ini tidk ada aksi rush money atau penarikan uang secara besar-besaran oleh masyarakat Singapura. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kami tidak mendengar ada rush money,” kata I Gede Ngurah dalam video conference di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebelumnya, pemerintah Singapura diketahui mewaspadai potensi rush perbankan setelah level waspada virus corona naik dari kuning menjadi oranye. Dikutip dari media Singapura, The Straits Times, Bank Sentral Singapura telah meminta institusi keuangan di negara mereka untuk mengambil tindakan pencegahan atas kenaikan status ini.

Kemudian, The Monetary Authority of Singapore (MAS) juga meminta institusi keuangan untuk mengantisipasi segala kenaikan permintaan pada layanan keuangan tertentu. Salah satunya penarikan uang secara tunai maupun online.

Namun, I Gede belum menjelaskan rekomendasi apa yang bakal diberikan KBRI Singapura kepada pemerintah Indonesia di Jakarta terkait kondisi keuangan di Singapura ini. “Nanti kami sampaikan melalui saluran resmi dengan instansi terkait,” kata dia.

I Gede Ngurah juga menambahkan, situasi yang sempat terjadi justru rush supermarket. Sebab, masyarakat Singapura memborong keperluan sehari-hari di supermarket sebagai langkah antisipasi merebaknya virus corona.

Namun ini, kata dia, situasi itu tidak terjadi lagi karena sudah ada pengumuman dari pemerintah Singapura. “Jadi begitu stok di supermarket kosong, langsung ditambah,” kata dia.

 

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus