Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tabloid-tabloid laris

Setelah kasus aquino, pembaca koran filipina beralih ke tabloid. lebih berani mengecam pemerintahan jose burgose yang menerbitkan tabloid "malaya" ditahan rumah, dan rommel diajukan ke pengadilan. (md)

15 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WARTAWAN belum bisa mengaso di Filipina. Hanya sehari setelah berita penundaan kunjungan Reagan tersiar, minggu lalu, para kuli tinta disibukkan berita baru: pengumuman devaluasi. Lanjutan kedua berita itu menghiasi halaman koran-koran di sana, terutama sejumlah tabloid oposisi, yang melengkapinya dengan ulasan tajam menyindir pemerintahan Marcos. Laris. Koran-koran berhalaman hampir separuh halaman koran biasa itu, selama tiga bulan terakhir setelah kasus pembunuhan Benigno Aquino, memang terjual laris menyaingi surat kabar biasa. Itu karena mereka lebih berani menyuarakan suara yang mengguncang Marcos lewat artikel dan potret kegiatan kelompok pengagum Ninoy. Misalnya tabloid Malaya, yang diterbitkan Jose Burgose, bekas pemimpin redaksi We Forum yang di-breidel awal Desember 1982. We Forum pernah merupakan satu-satunya surat kabar di Manila yang menyuarakan sikap oposisi. Ia sering menampilkan cerita dan kolom yang mengkritik pemerintahan Marcos. Dan menyalurkan uneg-uneg para penulis dan wartawan yang korannya diberangus Marcos (September 1972) atas dasar UU Darurat. Malaya sekarang bisa terjual sampai 50.000 eksemplar di Manila. Bisa dianggap besar, karena di kota metropolitan itu jumlah oplah seluruh surat kabar yang terbit tercatat sekitar 100.000 eksemplar. Lebih dari separuhnya dihasilkan surat kabar pro- Marcos, seperti Bulletin Today (30O.OOO eksemplar lebih), The Times of journal, koran milik Kokoy Romualdez, yang sekarang duta besar di Washington dan abang kandung Nyonya Imelda Marcos (oplahnya tak tercatat pasti). Surat kabar pro-Marcos, bahkan, akhir-akhir ini tampak seperti diboikot, terutama oleh kalangan oposisi karena dianggap sangat berlebihan membela Marcos. The Times of Journal umpamanya, dikecam karena ia satu-satunya media yang tidak memuat foto pemakaman Ninoy. Bahkan berita kematian "pahlawan demokrasi" Filipina itu hanya dimuat dalam berita pendek: 5 cm kolom di halaman depan bawah. Maka, bisa dimaklumi, pembaca koran pun beralih ke tabloid yang tumbuh menjamur - di Filipina tak diperlukan izin untuk menerbitkan surat kabar. Koran-koran berformat kecil itu, dari yang hanya 4 halaman ampai 20 halaman, seakan berlomba mengagung-agungkan Ninoy sembari "mengipas-ngipas" para penentang Marcos. Tugas itu tak mudah karena di negeri itu "imbauan untuk menulis berita nasional yang positif" dikumandangkan para pejabat pemerintah. Di tengah-tengah keadaan seperti itulah, Jose dan para penerbit tabloid lainnya memeras keringat. Pria berusia 42 tahun itu, bersama empat anaknya yang ikut menjadi reporter, menerbitkan tabloidnya sejak Januari lalu. Dengan sebuah kantor berdinding kayu, berukuran 4 x 5 meter, di sebuah tempat di sudut Manila, pria yang suka memelihara kumis dan brewok ini sekarang tak banyak bisa bergerak. Karena artikel-artikel tajam yang kerap muncul di korannya, Jose kini ditahan rumah. Terhitung masih lebih mujur daripada sejumlah wartawan yang ditangkap bersama puluhan orang lain, yang dituduh menghasut. Mereka menghadapi tuntutan hukuman mati atau seumur hidup. Misalnya yang segera dihadapi Rommel Corro, editor tabloid The Philippine Times. Ia dan korannya digerebek petugas militer akhir bulan lalu. Mesin cetak dan sejumlah arsip koran itu disita. Menteri Urusan Politik Leonardo Perez mengatakan akan mengajukan Corro, 38 tahun, ke pengadilan dengan tuduhan "menghasut pemberontakan lewat tulisan". Nasib bekas koresponden AP itu masih harus ditunggu. Tapi, dengan semakin menggebunya berita yang bernada menyudutkan pemerintah, petugas keamanan pun semakin sibuk mengawasi para pemburu berita. Kalau perlu main ringkus dan pukul. Tak hanya terhadap wartawan lokal. Beberapa wartawan asing juga sempat diinterogasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus