TAHUN yang berat telah lewat bagi KLM. Untuk periode 19911992, KLM berhasil meraih laba 124 juta gulden atau sekitar Rp 147 milyar. Padahal, tahun sebelumnya, KLM menderita rugi 630 juta gulden. Mungkin karena itu, Presiden Direktur KLM, Peter Bouw, bisa berdiri gagah di depan sekitar 50 wartawan di markas besar KLM di Amstelveen, dekat bandara terkenal Schipol. Buat Bouw, keuntungan KLM itu menjadi prestasi khusus, mengingat kerugian total seluruh perusahaan penerbangan di dunia pada tahun 1991-1992 mencapai US# 4 milyar atau sekitar Rp 8 trilyun. Dengan keuntungan itu, Bouw juga bisa membagi rezeki 1 gulden (Rp 1.190) untuk tiap lembar saham. Agar bisa bangkit dari lembah kerugian, KLM berusaha keras. Perusahaan ini mengubah jadwal kerja dan penerbangan secara mendasar. Hasilnya, tingkat produktivitas naik 9%, pendapatan operasi naik 16% tapi kenaikan biaya operasi hanya 5%. "Selain British Airways, KLM adalah penerbangan penting di Eropa yang tahun lalu berhasil meraih keuntungan," kata Peter Bouw. Kini KLM mulai melirik kerja sama dengan perusahaan penerbangan Asia Tenggara. Dengan Garuda Indonesia, menurut Bouw, kerja sama selama ini baru dalam bidang angkutan barang udara. Ia berharap hal itu bisa ditingkatkan lebih jauh, misalnya dalam penerbangan penumpang reguler. "Kami sangat tertarik meningkatkan kerja sama itu," kata Bouw.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini