Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tebar Kebaikan dengan Tulisan, Bangganya Andy F Noya Jadi Wartawan

Pembawa acara Andy F Noya mengaku bangga menjadi jurnalis. Ada beberapa keuntungan yang didapatnya menulis untuk pembaca.

4 Oktober 2020 | 21.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Andy F. Noya saat acara talkshow yayasan Kick Andy di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (31/10). Penerima Panasonic Gobel Awards untuk kategori Presenter Talkshow Terfavorit 2010 dan 2011 ini merupakan penggila buku. Buku yang paling berkesan baginya adalah "Who Moved My Cheese? An Amazing Way to Deal with Change in Your Work and in Your Life". TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan sosok Andy F. Noya? Pembawa acara Kick Andy itu memang sangat populer di kalangan masyarakat. Bahkan hingga kini, pria berusia 59 tahun itu tak pernah lepas dari perbincangan publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengenai sepak terjangnya di industri media, Andy F. Noya memang sudah sangat lama menjadi seorang wartawan. Pekerjaan tersebut sudah menjadi cita-citanya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. “Sejak kelas empat SD, saya sudah yakin mau jadi jurnalis. Bakat saya sudah dilihat oleh guru-guru. Kalau disuruh mengarang, teman-teman hanya satu lembar kertas sementara saya bisa 30 halaman tidak berhenti,” katanya dalam webinar Menebar Kebaikan melalui Tulisan pada 22 September 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara tentang berbagai kegiatan sebagai seorang wartawan, ia pun merasa tidak menyesali pilihannya. Sebab, berbagai nilai positif justru diraih lewat profesinya itu. Salah satunya adalah kemudahan berhubungan dengan orang-orang penting di negara ini. “Saya sudah menemui semua presiden di Indonesia kecuali Soekarno karena dulu masih kecil. Keren kan bisa ketemu presiden. Kalau mau Whats App atau telepon menteri dan pebisnis di Indonesia juga gampang sekali. Itu jadi kebanggaan tersendiri,” kata pria yang sudah terjun sebagai jurnalis sejak tahun 1985 itu.

Selain itu, Andy juga mengaku bahwa profesi jurnalis membuat dirinya lebih bermakna bagi orang lain. Pasalnya, ia menjadi perpanjangan tangan dari para pejabat dan orang penting dalam memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat. “Saya punya satu motto dalam hidup, yaitu kita hidup sekali dan hidup kita ini harus berarti. Dengan menjadi reporter, saya berkontribusi dalam menjadi guidance orang untuk melangkah. Itulah kenapa saya suka sekali dengan profesi ini,” katanya.

Terlebih saat menjadi pembawa acara Kick Andy, ia juga mendapatkan makna baru dimana dirinya mengambil peran untuk membuat orang tergerak dalam melakukan kebaikan. “Dulu rating yang tinggi itu seputar kejahatan. Tapi begitu saya buat Kick Andy yang mengangkat kisah orang-orang yang kekurangan namun berprestasi, banyak yang tertarik. Rupanya ada perubahan paradigma yang bisa diciptakan dari karya jurnalistik,” katanya.

Untuk itu, Andy F Noya berpesan agar para penerusnya yang bekerja di bidang media bisa menjalankan tugas dengan sepenuh hati. "Jangan karena pekerjaannya mudah, lalu memilih jadi wartawan saja. Sebab begitu banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dari profesi ini," katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus