Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tim Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Diapresiasi, Ini Sebabnya

Pengamat Ekonomi Energi Fahmy Radhi menilai pembentukan tim persiapan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah langkah yang tepat.

18 Januari 2022 | 10.01 WIB

Suasana kerja di dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibongkar di Muelheim-Kaerlich, Jerman, 22 Mei 2017. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Perbesar
Suasana kerja di dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibongkar di Muelheim-Kaerlich, Jerman, 22 Mei 2017. REUTERS/Thilo Schmuelgen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Ekonomi Energi Universitas GadjahMada, Fahmy Radhi, menilai upaya Indonesia membentuk tim persiapan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah langkah yang tepat. Fahmy mengatakan PLTN dapat menghasilkan listrik energi bersih yang masif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Negara kepulauan terbesar seperti Indonesia sangat membutuhkan PLTN,” ujar Fahmy dalam pesan pendek, Selasa, 18 Januari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Teknologi PLTN terbaru, kata Fahmy, sudah menjamin tingkat keamanan termasuk untuk pengolahan limbahnya. Dia mencontohkan teknologi PLTN yang dikembangkan Rusia. PLTN di negara itu kini sudah bisa mencapai nol kecelakaan.

Fahmy melanjutkan, Indonesia tercatat mempunyai cadangan uranium yang besar. Uranium merupakan salah satu material penting yang memungkinkan listrik yang dihasilkan oleh PLTN bisa lebih murah ketimbang energi fosil.

Namun sebelum tim pengembangan PLTN terbentuk, Fahmy menilai perlu ada revisi rencana umum energi nasional (RUEN). “Sebab kalau melihat RUEN saat ini, PLTN tidak sesuai dengan misi Indonesia. PLTN pun ditempatkan sebagai pilihan terakhir,” kata Fahmy.

Dalam revisi RUEN, Fahmy melihat ada baiknya pemerintah menempatkan PLTN sebagai prioritas utama penggunaan energi bersih. Apalagi dalam momentum presidensi G20, kata dia, Indonesia dapat untuk mendesak negara-negara maju mewujudkan bantuan teknologi, finansial, dan pengembangan sesuai kapasitas energi bersih yang akan dicapai.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membentuk tim persiapan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Kementerian telah melakukan pendataan terhadap sejumlah vendor dan teknologinya untuk PLTN skala kecil.

Target pengembangan PLTN ini tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024. Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir didasari oleh harga listrik yang kompetitif. Informasi yang dihimpun Kementerian ESDM menunjukkan harga listrik nuklir sekitar 9-10 sen dolar per kWh. Bahkan termurah 7 sen dolar per kWh.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus