Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tingkatkan Karir dengan Citra Diri yang Positif

Orang berupaya membangun citra diri yang baik, salah satunya dengan manajemen kesan, agar karir dan pekerjaan lancar. Apa yang harus diperhatikan?

6 Maret 2023 | 09.30 WIB

Ilustrasi pekerja keras. Freepik/Arthurhidden
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi pekerja keras. Freepik/Arthurhidden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak karir yang memerlukan dukungan citra diri positif karena jenis pekerjaan berhubungan dengan orang banyak. Karena itu orang berupaya membangun citra diri yang baik, salah satunya dengan manajemen kesan. Bagaimana agar kesan baik itu melekat tidak terhenti sebatas pandangan pertama saja?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mengenai manajemen kesan, sosiolog Universitas Udayana Bali, Wahyu Budi Nugroho, mengaitkannya dengan Teori Dramaturgi yang dikenalkan oleh Erving Goffman pada 1959 lewat bukunya yang berjudul Presentation of Self in Everyday Life. Menurutnya, dalam kehidupan sosial di masyarakat, manajemen kesan atau manajemen aib itu terkait bagaimana orang berupaya menampilkan hal baik dalam diri untuk mempengaruhi persepsi orang lain. Bersamaan dengan itu, orang itu akan menyembunyikan kekurangan dan kesalahannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Agar citra diri tidak bersifat kamuflase dan kesan sesaat, orang perlu membangun kepribadian yang baik terlebih dulu sehingga citra positif akan terpancar dari dalam seperti halnya inner beauty, bukan sekadar polesan riasan. Membangun pribadi baik adalah bicara perangkat lunak individu, bukan perilaku visual yang dapat dibuat-buat. Bagaimana menciptakannya, berikut tujuh hal di antaranya.

Tulus
Lakukan segala hal baik tanpa pamrih atas nama kebaikan, tanpa ingin dilihat orang, mendapat perhatian, atau pujian, apalagi mengharap imbalan. Beri senyuman tulus pada siapa saja yang berpapasan untuk menebar energi positif pada sesama. Segala yang berasal dari hati akan sampai ke hati juga.

Memberi 
Konsep cinta adalah memberi karena kita harus menggaungkan cinta kepada sesama serta alam seisinya. Maka berilah apa saja yang Anda punya. Memberi ilmu dan wawasan pada yang bertanya, memberi makan pada orang yang lapar, juga memberi perhatian kepada satwa dan tumbuhan.

Menolong
Mempermudah urusan orang lain, menyediakan diri menjadi solusi bagi setiap masalah yang datang, membantu meringankan beban orang yang sedang kesulitan. Ulurkan tangan setiap waktu pada yang memerlukan pertolongan.

Mengapresiasi
Pujilah hasil kerja atau karya orang lain betapa pun itu kurang layak untuk dibanggakan. Besarkanlah hati orang agar ia tak patah arang untuk membuat karya yang lebih baik lagi.

Berempati 
Tempatkan diri pada posisi orang yang sedang kurang beruntung, rasakan sakit dan kekecewaan, lantas berilah dukungan moril atau apapun itu.

Jujur apa adanya 
Bersikap wajar, normal, tidak dibuat-buat, dan berlebihan.

Respons cepat 
Komunikatif, jangan menunda membalas pesan, menjawab telepon atau sapaan orang. Bila memang masih sibuk, setidaknya jelaskan situasinya agar orang memahami. Jika berada dalam situasi tidak dapat berkomunikasi via ponsel, lebih baik dimatikan atau disetel dengan mode pesawat agar pesan tidak masuk namun terabaikan. Ketika kesibukan telah mereda, luangkan waktu untuk merespons ulang pesan atau telpon yang membutuhkan jawaban panjang dan detail. 

Dengan memiliki setidaknya tujuh hal baik itu, akan menjadikan orang dengan kepribadian menarik namun juga harus dibarengi menghindari hal buruk seperti berikut ini.

Pamer
Memamerkan harta benda demi memperoleh pengakuan, memamerkan sensualitas tubuh dan mempertontonkan kemesraan di ruang publik untuk memuaskan hasrat narsistik.

Pura-pura 
Berperilaku seolah-olah, bukan yang sebenarnya dan sesuai kehendaknya, demi tujuan menutupi hal tertentu dan menampilkan kesan yang diinginkan.

Drama
Memanfaatkan kelemahan untuk bermain peran sebagai korban.

Psikolog di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Aldani Putri Wijayanti, menggolongkan orang dengan aksi pura-puraan itu sebagai mythomania atau orang dengan tendensi kepribadian narsistik.

“Itu mythomania, orang yang berbohong demi mendapatkan impresi atau memuaskan citra diri ideal yang diharapkan,” kata Alda, panggilan akrabnya.

Orang yang sibuk membangun kesan, apakah di dunia nyata atau media sosial, dengan aksi pamer atau pura-pura sesungguhnya adalah orang yang rendah diri.

“Dia mungkin memang butuh pengakuan, dia punya inferiority complex karena merasa sebenarnya dirinya itu inferior, jadi butuh divalidasi oleh orang lain, butuh terus-menerus diakui,” paparnya.

Mengapa orang bisa bermain drama di kehidupan nyata? Wahyu meminjam perspektif dari sosiolog Max Weber, mengungkapkan bahwa tindakan setiap manusia itu rasional karena setiap orang akan merasionalkan tindakannya sebagai upaya pembenaran. Koordinator Prodi Sosiologi FISIP Universitas Udayana itu mengambil contoh orang yang playing victim, umumnya bermain di wilayah rasionalitas nilai dan afeksi.

“Dan ketika tindakan itu ketahuan atau dicemooh, pelaku kemudian berupaya agar orang lain melihat rasionalitas tindakannya atau alasan mengapa dia melakukan hal itu,” jelasnya.

Sementara, untuk memiliki citra diri positif, tiga hal buruk tersebut harus dihindari. Dalam dunia kerja, terutama yang berkaitan dengan pelayanan umum atau para selebritas dan figur publik, reputasi baik amat penting. Yang memiliki citra positif akan dihampiri banyak keberuntungan dan tawaran kesempatan, begitu pun sebaliknya.

Tentu masih segar di ingatan bagaimana selebritas yang terlibat kasus KDRT langsung masuk daftar hitam dan diputus kontrak dalam berbagai proyek sedangkan pejabat yang memiliki harta tak wajar dan pamer kemewahan, dia menjemput petaka, diusut KPK dan kehilangan jabatan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus