Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Rumah Sakit Kian Melejit

Meski pandemi telah berlalu, pembangunan rumah sakit oleh perusahaan swasta terus menjamur. Pemain baru bermunculan.

 

25 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah pasien berobat di Rumah Sakit Primaya, Cikokol, Kota Tangerang, Banten, 24 Mei 2023. TEMPO/ Magang/ Maulana Chaerusahid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Grup Primaya akan membangun tiga rumah sakit baru.

  • Pembangunan rumah sakit kelas C lebih marak.

  • Banyak perusahaan properti yang mulai tertarik ke bisnis rumah sakit.

JAKARTA – Meredanya situasi pandemi tak menyurutkan bisnis rumah sakit. Sejumlah perusahaan pengelola rumah sakit bahkan terus melebarkan jaringan usahanya. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk, atau yang dikenal dengan Primaya Hospital Group, misalnya, akan berinvestasi untuk pembangunan tiga rumah sakit baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chief Executive Officer Primaya Hospital, Leona A. Karnali, mengatakan bisnis fasilitas kesehatan tetap menjanjikan seiring dengan pertumbuhan populasi masyarakat. “Kesadaran masyarakat soal kesehatan juga meningkat walau pandemi berakhir,” tutur dia kepada Tempo, kemarin. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Emiten berkode saham PRAY itu sudah mengoperasikan 15 rumah sakit yang tersebar di Karawang, Tangerang, Bekasi Timur, Semarang, Depok, dan beberapa daerah di sekitarnya. Jaringan Primaya Hospital pun sampai ke Makassar, Kalimantan Tengah, dan Palangka Raya. 

Salah satu proyek rumah sakit baru Primaya akan dibangun di Pulau Sulawesi dan ditargetkan rampung pada tahun ini. Sisanya baru mulai dibangun di Jawa. Menurut Leona, perusahaan menyiapkan modal Rp 200-250 miliar untuk setiap proyek. Nilai itu mencakup pemenuhan standar akreditasi nasional dari Joint Commission International Amerika Serikat. 

Ekspansi yang dilakukan Primaya juga merupakan upaya perusahaan memperkuat usaha di tengah persaingan bisnis rumah sakit yang semakin ketat. Belakangan ini, kata Leona, kian banyak pemain baru yang memasuki sektor ini, seperti dari perusahaan properti dan perusahaan layanan digital. “Banyak perusahaan yang akhirnya masuk ke pelayanan kesehatan karena mendapat tantangan bisnis selama masa pandemi,” tutur dia. “Alasan (pemain baru) bisa juga untuk membantu penanggulangan Covid-19.” 

Head of Advisory Services Colliers Indonesia, Monica Koesnovagril, mengatakan beberapa pengembang perumahan berskala besar memang mulai tertarik menambahkan fasilitas rumah sakit dalam cetak biru proyek properti mereka. Namun, menurut dia, hanya pengembang berpengalaman yang berani terjun ke bisnis rumah sakit baru. “Biasanya masih operator lama yang memang ekspansif dan sudah paham bisnisnya,” katadia, kemarin.

Gedung Rumah Sakit Mitra Keluarga di Kalideres, Jakarta, 24 Mei 2023. TEMPO/ Magang/ Maulana Chaerusahid

Tren yang menarik, kata Monica, saat ini bukan hanya proyek rumah sakit berlayanan lengkap yang dibangun, tapi juga rumah sakit kelas C. “Targetnya melayani penyakit yang masif tapi tidak memerlukan peralatan canggih, seperti tifus dan demam berdarah,” kata dia. Proyek rumah sakit kelas C ini lebih marak dikembangkan di luar kota.

Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Ling Ichsan Hanafi, mengamini pertumbuhan pemain bisnis rumah sakit yang kian pesat. Bisnis kesehatan semakin dilirik karena kebutuhannya meningkat drastis selama masa pandemi. “Indonesia sebenarnya tergolong pasar baru bagi penyedia layanan kesehatan.”

Merujuk pada rangkuman Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah rumah sakit di Tanah Air bertambah dari 3.042 unit pada 2021 menjadi 3.072 unit pada tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 2.500 unit di antaranya merupakan rumah sakit umum. Laman SIRS Kemkes.go.id—situs web yang memuat data pelaporan rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan—mencatat sebagian besar rumah sakit dikelola pihak swasta. Jumlahnya mencapai 831 unit. Sedangkan jumlah kedua terbanyak adalah 641 unit rumah sakit milik pemerintah kabupaten.

Grup usaha lain yang juga aktif melebarkan layanan adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2023, pendapatan entitas berkode MIKA itu sebetulnya tergerus 5,5 persen dari Rp 1,09 triliun menjadi Rp 1,03 triliun. Pada tiga bulanan pertama tahun ini, laba bersih MIKA turun dari Rp 269,3 miliar menjadi Rp 230,63 miliar. 

Namun manajemen Mitra Keluarga berencana membangun dua rumah sakit baru yang akan dioperasikan pada tahun depan, masing-masing di Tangerang Selatan dan Tegal. Perusahaan yang memiliki jaringan 29 rumah sakit itu sudah mengumumkan rencana belanja modal hingga Rp 800 miliar untuk pembangunan aset baru. Manajemen MIKA juga mengejar pertumbuhan pendapatan 8-10 persen pada tahun ini.

Badan usaha milik negara juga tak mau kalah mengembangkan layanan kesehatan. PT Hotel Indonesia Natour (HIN), misalnya, yang sedang mengembangkan jaringan layanan kesehatan berkonsep wisata medis di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sanur di Bali. Nilai investasi proyek KEK tersebut mencapai Rp 10,2 triliun. Sebanyak Rp 4,1 triliun di antaranya akan dipakai untuk pengembangan fasilitas kesehatan bertaraf internasional. Lalu Rp 3,7 triliun dipakai untuk kebutuhan lahan. Sedangkan sisanya, Rp 1,7 triliun, untuk akomodasi dan infrastruktur publik.

Direktur Utama PT HIN, Christine Hutabarat, mengatakan saat ini perusahaan terus mempromosikan KEK Sanur untuk menggaet investor. "Sudah dipromosikan sampai ke Jepang, Korea, Dubai, bahkan sampai Amerika dan Eropa," ujarnya.

YOHANES PASKALIS 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus