PT United Tractors (UT) ternyata tidak tergoyahkan oleh krisis Bank Summa, kendati sang induk, PT Astra International, sempat turun nilai sahamnya. Sedemikian tangguh UT, sehingga Rabu pekan silam perusahaan ini (yang 60,76% sahamnya dimiliki Astra) memperoleh pinjaman sebesar US$ 30 juta dari sindikasi perbankan internasional. Konsorsium ini dipimpin oleh Swiss Bank Corporation cabang Singapura. Lembaga keuangan yang menjadi anggota sindikasi peminjaman tersebut adalah The Kwangtung Provincial Bank (cabang Singapura), The Yasuda Trust and Banking Company Limited (cabang Singapura), The Yasuda Trust and Banking Company Limited (cabang Singapura), Staco International Finance (anak perusahaan BDN), Bank Bumiputra Malaysia Berhad (cabang Singapura), dan Korea Industrial Leasing Company (Hong Kong). Presiden UT, Benny Subianto, mengatakan bahwa pinjaman berjangka (lebih dari tiga tahun) dengan bunga 2,125% di atas Sibor ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan. "Proses kredit cukup cepat," ungkapnya. "Diajukan September 1992, hari ini sudah diteken." Memang, laba UT pada tahun ini cuma Rp 26 milyar, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun silam yang meraup Rp 40 milyar. Tapi nama UT sudah merupakan jaminan. "Kami melihat prospek perusahaan ini bagus. Kalaupun ada pergantian pemilik saham di Astra, hal itu tidak akan mempengaruhi manajemen," ujar Wong Su Hong, dari Swiss Bank Corp. Bahwa United Tractors menguasai 45% pangsa pasar, faktor ini tentu diperhitungkan sekali oleh para kreditur yang baru mengucurkan dananya bagi anak perusahaan Astra itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini