Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT XL Axiata Tbk meraup keuntungan Rp 375 miliar dalam tahun buku 2017. Namun dalam keuntungan tersebut tidak ada pembagian deviden kepada pemegang saham. Alasannya, keuntungan tersebut akan dialokasikan untuk investasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Direktur XL Axiata Tbk Dian Siswarini menuturkan keuntungan didapat dengan berbagai strategi bisnis perusahaan untuk meningkatkan jumlah pelanggan operator telekomunikasi itu. “Strategi kami revamp, rise up, dan reinvent. Kami ingin menjadi penyedia data terpilih dan terdepan,” katanya di Grha XL, Jumat, 9 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meningkatnya keuntungan tersebut, kata Dian, tidak lepas dari strategi pemasaran XL Axiata. Menurutnya, dibaginya segmen pelanggan dalam penawaran pelayanan meningkatkan animo masyarakat untuk memilih XL Axiata sebagai operator selulernya.
Produk andalan XL Axiata yang ditawarkan di antaranya YouTube tanpa kuota dan gratis telepon dan SMS. Untuk segmen premium, XL Axiata menawarkan layanan worry free. Melalui layanan itu, pelanggan akan mendapatkan akses tidak terbatas dalam setiap layanan yang diberikan.
Kemudian XL Axiata juga menyasar pasar milenial dengan produk Axis, yang memberikan paket-paket gratis kuota untuk menggunakan layanan WhatsApp, Blackberry Messenger, dan Line. “Segmen dibagi agar layanan data (Internet) dapat diserap masyarakat,” ujar Dian.
Dengan adanya pembagian segmen tersebut, Dian menuturkan pertumbuhan pelanggan 4G meningkat secara signifikan. Karena itu, XL Axiata akan ekspansi layanan 4G di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa pada 2018.
Saat ini, kata Dian, XL Axiata pada 2016 memiliki 84 ribu tiang pemancar signal atau base transceiver station (BTS), kemudian BTS bertambah menjadi 101 ribu pada 2017. “Cakupan 4G XL Axiata sudah lebih dari 84 persen,” ucapnya.