Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Operasi katarak masih menjadi momok bagi sebagian besar orang karena tidak mengerti mengenai prosedurnya dan membayangkan rasa sakitnya. Fotografer National Geographic asal Jepang, Michael Yamashita, pernah menjalani rangkaian operasi katarak di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, selama 20 menit di ruang operasi, ia tidak merasakan adanya ketidaknyamanan di mata. "Operasi tersebut adalah operasi yang sangat sederhana dan tidak menimbulkan rasa sakit," kata dia usai operasi di Klinik Mata Nusantara (KMN). Setelah melakukan operasi, dia mengklaim bisa melihat dengan sangat jernih, tidak lagi berkabut.
Lalu, bagaimana rangkaian yang harus dijalani dalam operasi katarak modern? Menurut penjelasan dari KMN, saat ini sudah ada teknologi modern yang membuat operasi katarak dapat dilakukan secara singkat. Secara garis besar ada rangkaian yang harus dijalani.
Setelah melalui rangkaian pemeriksaan lengkap hingga seseorang dinyatakan positif mengidap katarak, prosedur pertama yang dilakukan adalah fakoemulsifikasi. Fakoemulsifikasi merupakan metode di mana katarak akan dipecah menjadi partikel-partikel kecil lalu disedot keluar dari mata. Untuk melaksanakan prosedur ini memerlukan sayatan kecil yang berukuran 2,2 milimeter yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa operasi lagi.
Prosedur selanjutnya adalah tanam lensa. Lensa mata yang sudah diambil saat operasi katarak bakal digantikan dengan lensa tanam, yang dikenal dengan intraocular lens/IOL. Kualitas lensa tanam nantinya sangat berpengaruh besar. Sebab, kualitas lensa yang baik dapat meminimalisasi katarak sekunder yang dapat muncul setelah operasi.