Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

3 Kesalahan Utama Orang Tua Saat Pilih Buku Bacaan Bagi Anak

Jangan anggap remeh membeli buku bacaan untuk anak. Intip 3 kesalahan yang sering dilakukan orang tua saat membeli buku anak.

29 Juli 2019 | 05.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak membaca buku. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Membeli buku bacaan untuk anak rupanya tidak mudah. Sebab, berbagai hal harus diperhatikan agar hasil membaca bisa diterima anak secara maksimal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai bentuk pelajaran, penulis buku bacaan anak Della Naradika pun membagikan beberapa kesalahan utama orang tua saat memilih buku bacaan bagi anak. Apa sajakah itu? Yang pertama ternyata berhubungan dengan penilaian orang tua pada buku. Dimana secara umum, orang tua hanya melihat cover buku tanpa mengetahui isinya.

Penulis buku bacaan anak Della Naradika dalam acara Festival Literasi Sekolah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Ahad, 28 Juli 2019. TEMPO.CO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, belum tentu animasi kartun yang warna-warni itu memberikan nilai positif pada perkembangan anak. “Jangan lagi hanya lihat cover-nya. Karena lucu, lalu dibeli. Yang lebih penting adalah mengetahui isinya. Jadi buka dulu, Anda pelajari dulu, baru dibelikan untuk anak,” katanya dalam acara Festival Literasi Sekolah di Jakarta pada Ahad, 28 Juli 2019.

Kesalahan lainnya ialah membeli namun tidak disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dalam hal ini, Della mengatakan bahwa orangtua sering mematok buku sesuai dengan usia. Namun ternyata, dikarenakan perbedaan perkembangan anak, kebutuhan di usia yang sama dengan anak lain pun belum tentu sama.

“Buku sekarang banyak mencantumkan usia. Memang ini dipilih dan disesuaikan dengan standar umum anak. Tapi sebenarnya, tidak bisa seperti itu. Bisa saja anak Anda berusia lima tahun tapi kemampuannya setara dengan anak umur tiga atau enam tahun. Jadi yang benar disesuaikan dengan kebutuhan,” katanya.

Diskusi Literasi Baca-Tulis Anak dalam acara Festival Literasi Sekolah di Kemendikbud pada Ahad, 28 Juli 2019. TEMPO.CO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua

Terakhir, ini berhubungan dengan aktivitas pasca pembelian buku. Della mengatakan bahwa orangtua sering membeli tanpa menanyakan kembali apa yang didapat anak dari buku yang telah dibaca. Padahal, ini bisa memberikan banyak poin positif bagi anak.

“Kalau anak sudah baca, tanya dan minta ia bercerita. Selain mengetahui nilai apa yang dipetik dan disimpan oleh anak, mereka juga dilatih untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan story telling,” katanya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus