Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Buah Delima adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5–8 meter. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan di daerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada berdasarkan nama buah ini. Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 meter di atas permukaan laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tumbuhan obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan. Bentuk pohon perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2–5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1–9 cm, lebar 0,5–2,5 cm, warnanya hijau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain rasanya yang enak, ternyata ada beragam manfaat bagi kesehatan jika Anda mengonsumsi delima seperti dilansir dari health.clevelandclinic.org. Simak 3 manfaat buah delima berikut ini:
1. Tinggi antioksidan
Antioksidan adalah zat yang membantu melindungi sel dari racun lingkungan seperti polusi dan asap rokok. Antioksidan diketahui dapat membantu mencegah dan memperbaiki kerusakan DNA yang dapat menyebabkan kanker. Jus delima saja tidak akan mencegah kanker, tetapi penelitian menunjukkan bahwa itu mungkin merupakan tambahan yang bergizi untuk diet nabati yang sehat seperti diet Mediterania.
2. Bermanfaat bagi kesehatan prostat
Beberapa penelitian menemukan bahwa komponen dalam jus delima membantu menghambat pergerakan sel kanker dengan melemahkan ketertarikan mereka pada sinyal kimia yang mendorong penyebaran kanker. Para peneliti dari University of California di Los Angeles menemukan bahwa jus delima tampaknya menekan pertumbuhan sel kanker dan mengurangi kematian sel kanker pada pria dan mereka yang ditugaskan sebagai pria saat lahir yang telah menjalani pengobatan awal untuk kanker prostat. Studi lain menunjukkan ekstrak kulit buah delima memiliki sifat antikanker dan kulit buah delima dapat digunakan untuk sifat obat tambahan.
3. Menjaga kesehatan jantung
Delima telah digunakan selama ribuan tahun sebagai makanan obat Ayurveda karena sifat antioksidannya. Stres oksidatif terkait dengan banyak penyakit kronis termasuk diabetes dan penyakit jantung. Karena sifat antioksidannya, beberapa penelitian telah menemukan buah delima dapat meningkatkan faktor stres oksidatif dan, oleh karena itu, berdampak positif pada kondisi ini. Dalam tinjauan komprehensif tahun 2022 dari 10 buah yang paling umum tersedia dan pengaruhnya terhadap penyakit kardiovaskular, para peneliti mencatat buah delima dan jus delima dapat memiliki manfaat yang signifikan untuk meningkatkan sejumlah kondisi jantung seperti tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner dan aterosklerosis. Studi lain pada tahun 2021 yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa jus delima mengurangi konsentrasi LDL, kolesterol "jahat" yang membentuk plak, sebesar 39 persen, dan menunjukkan bahwa jus delima meningkatkan konsentrasi HDL, kolesterol "baik", sebesar 27 persen.