Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengunjung Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY XIV di Kampung Pecinan Ketandan, Kota Yogyakarta bakal disuguhi sederet kuliner yang menggoda. Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta akan berlangsung mulai besok, Rabu sampai Selasa, 13 - 19 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sajian kuliner dengan harga ramah di kantong akan berderet memanjang di tepi jalan Kampung Ketandan. Ketua Panitia PBTY XIV Harry Setyo mengatakan ada 142 stan yang akan meramaikan acara tersebut. Sebagian besar adalah stan kuliner dan cinderamata.
"Untuk stand kuliner diberlakukan zona halal dan non-halal," kata Harry Setyo, Senin 11 Februari 2019. Zona non-halal yang dimaksud jika makanan yang disajikan mengandung olahan daging babi. Sedangkan zona halal menyajikan makanan yang steril dari olahan daging babi.
Jalan Malioboro Yogyakarta mulai berhias lampion menyambut Pekan Budaya Tionghoa. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Berikut kuliner khas Tionghoa yang bisa dicicipi di acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta:
1. Shio Pao
Shio Pao atau kadang juga disebut Siew Pao merupakan makanan khas peranakan yang mirip pia atau bakpia namun dibuat dengan cara dipanggang. Jika bakpia kulitnya kenyal, makanan ini memiliki kulit pastry atau krispi dan berisi olahan daging ayam. Makanan yang cukup popular di Malaysia dan Singapura ini akan hadir di event PBTY XIV.
2. Choipan
Kudapan seperti pangsit ini sebenarnya kuliner khas daerah Pontianak, Bangka Belitung, dan Singkawang. Makanan ini biasanya pembuatannya dikukus dan berisikan campuran sayuran seperti bengkuang, ebi atau daun kucai, serta ditabur bawang goreng di atasnya.
3. Cakwe Mozarella
Cakwe merupakan kudapan tradisional Tionghoa yang sudah biasa ditemui sehari-hari. Namun dalam festival Budaya Tionghoa ini bakal ada jajanan cakwe special yang bagian dalamnya berisi keju mozzarella.
4. Wedang Tahu dan Wedang Kacang
Dua minuman ini hampir tak pernah absen di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Wedang Tahu sendiri merupakan minuman khas dengan aroma jahe kuat serta berisi kembang tahu atau tahu sutera nan menggoda lidah yang terbuat dari sari kedelai.
Adapun Wedang Kacang merupakan minuman khas Magelang Jawa Tengah yang dibuat dari kacang yang direbus dengan gula Jawa serta gula pasir. Biasanya juga disajikan bersama ketan sebagai pelengkapnya.
5. Lontong Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh merupakan makanan terbuat dari lontong disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.
Selain makanan-minuman itu, ujar Harry, acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta juga menyuguhkan berbagai jajanan lain, seperti kue keranjang, kue moci, kerak telor Betawi, bolang-baling, roti bantal, nasi Hainan, nasi bak-moi, dan aneka mie.
Sedangkan untuk makanan non-halal atau makanan dengan bahan olahan daging babi biasanya tersedia dalam sajian sate B2, Nasi Campur B2, Babi Merah, dan Mie Babi.