Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan yang diterbitkan Oktober 2021 menjelaskan seberapa banyak konten berisi gangguan makanan kepada wanita dan remaja di Instagram. Hasilnya sangat banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ahli telah memperingatkan sejak lama Instagram dapat memicu gangguan makan. Kemudian, laporan-laporan yang baru saja masuk menjelaskan kondisi terkini yang semakin tidak terkendali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka sangat prihatin tentang dampak merugikan dari media sosial yang tak hanya soal gangguan makan tetapi juga gangguan suasana hati dan citra tubuh yang buruk,” kata psikolog Samantha DeCaro, direktur klinis dan pendidikan di The Renfrew Center, pusat perawatan rumahan untuk gangguan makan.
Dia menambahkan meskipun platform ini dapat digunakan sebagai tempat untuk mengembangkan dan memelihara hubungan, nyatanya media sosial juga dapat digunakan untuk membandingkan diri mereka dengan teman sebaya, memotivasi untuk melakukan hal-hal yang berbahaya, dan mencari validasi eksternal dari jumlah suka dan komentar pada sebuah unggahan.
Laporan dari SumOfUs menjelaskan, lewat 720 unggahan yang diteliti di Instagram, 240 di antaranya memiliki kaitan soal gangguan makan, selain tentang operasi plastik dan pemutihan kulit. Para peneliti juga menemukan 87,6 persen unggahan terkait gangguan makan akan berpotensi menekan nafsu makan, dan 53 persen unggahan lain secara langsung mempromosikan soal gangguan makan.
Mereka juga menyertakan beberapa contoh unggahan berbahaya seperti promosi diet ekstrem dengan jumlah kalori di bawah 200 per hari serta gambar gadis remaja dengan teks yang penuh dengan kata-kata negatif. Begitu pula soal unggahan yang sebenarnya tak tampak bermasalah tetapi dapat menimbulkan efek negatif.
“Ada juga penelitian yang menunjukkan tindakan mengedit dan mengunggah foto saja dapat berpotensi meningkatkan kecemasan, masalah berat badan, dan dorongan untuk membatasi makan,” kata DeCaro.
Mendengar berbagai permasalahan ini, Instagram berencana untuk meluncurkan Instagram Kids, yang dikhususkan untuk para remaja. Namun, untuk saat ini hal tersebut masih belum terealisasi dan sebagian besar beban untuk menahan dampak negatif dari Instagram masih ada pada para orang tua.
“Orang tua dapat memulai dengan mengetahui apa yang dimiliki anak-anak dan mengikuti mereka. Berbicaralah secara langsung tentang apa yang mereka lihat dan unggah serta mencari tahu soal perasaannya terhadap hal tersebut,” kata Jillian Lampert, kepala strategi Program Emily, program pengobatan gangguan makan.
LAURENSIA FAYOLA l HUFFPOST
Baca juga: Tips Jualan Laris lewat Instagram