Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Pemain bass Andika Kerispatih, dikabarkan meninggal pada 10 April 2018.
Andika Kerispatih, yang ditemukan tidak sadarkan diri di kediamannya, diduga meninggal akibat terkena serangan jantung. Diberitakan Andika sebelumnya juga telah mendapatkan perawatan intensif akibat gejala penyakit stroke ringan yang dialaminya.
Dengan usia yang masih cukup muda, 35 tahun, risiko terkena stroke mungkin masih aneh bagi sebagian masyarakat. Namun, hal tersebut ternyata bukanlah sesuatu yang mustahil. Lalu, mengapa stroke bisa dialami seseorang pada usia muda?
Baca juga:
Heboh Jokowi Tur, Pejabat Ini Juga Pernah Naik Motor
Vokalis The Script Pernah Kabur dari Lamaran Pernikahan Fans
Dokter spesialis saraf, Yuda Tarana, mengungkapkan secara umum dua faktor yang menyebabkan stroke serta penyakit vaskular lainnya. Menurutnya, ada faktor yang ia sebut bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi.
Pada faktor yang tidak bisa dimodifikasi mencakup usia, gender dan genetik. Pada faktor usia, semakin bertambahnya usia kemungkinan risiko penyakit yang datang akan semakin besar.
Pada faktor gender, Yuda mengatakan pria lebih berisiko tinggi terkena stroke dibanding wanita. Mengapa? “Ada keterkaitan genetik disini. Pengaruh hormon testoteron pada pria bisa menjadi faktor risiko stroke.”
Sedangkan, pada wanita risiko lebih rendah kecuali jika wanita sudah memasuki masa menopause. “Hormon estrogen sebenarnya berfungsi juga sebagai hormon pelindung. Jika sudah memasuki masa menopause, dimana kadar estrogen berkurang, risiko penyakit termasuk stroke akan tinggi,” ucap dokter yang juga mengajar di Universitas Atma Jaya
Dan untuk faktor genetik, tentunya melihat riwayat penyakit yang dimiliki pasien. Yuda melanjutkan, seseorang dengan riwayat penyakit vaskular akan memiliki risiko stroke atau penyakit vaskular lain lebih tinggi.
Baca: Begini Gaya Mark Zuckerberg Pakai Jas dan Dasi
Selanjutnya adalah faktor risiko yang bisa dimodifikasi. Yuda mengatakan faktor yang bisa dimodifikasi berkaitan dengan gaya hidup pasien itu sendiri. Tingkatan stres, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol adalah contohnya. “Memiliki hipertensi dan diabetes itu juga termasuk faktor yang bisa dimodifikasi.” Diabetes misalnya, Yuda melanjutkan, salah satu penyebabnya adalah konsumsi gula yang tinggi. Hal itu bisa diubah dengan melakukan diet disertai gizi yang seimbang.
Melihat dari dua faktor tersebut, Yuda menjelaskan risiko usia muda terkena stroke memang bukan hal yang mustahil. Ia mengingatkan bahwa stroke terjadi dikarenakan multifaktor. “Jadi, misalkan dia memang sudah memiliki riwayat penyakit vaskular, ditambah dengan gaya hidup yang buruk ya bukan hal yang mengagetkan bila tiba-tiba terkena stroke,” ungkap Yuda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini