Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Apa Itu Virus Nipah, Babi dan Kelelawar Perantaranya

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat mewaspadai potensi penyebaran virus Nipah ke Indonesia.

28 Januari 2021 | 07.43 WIB

Ilustrasi babi. freepik.com
Perbesar
Ilustrasi babi. freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Belum selesai pandemi Covid-19, masyarakat dihebohkan kejadian karena virus Nipah. Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat terkait agar mewaspadai potensi penyebaran virus nipah ke Indonesia dari babi di Malaysia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kita harus waspada terhadap potensi penularan virus Nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan, Didik Budijanto, Rabu 27 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menjelaskan, virus Nipah pernah mewabah di Malaysia pada 1999 dan mengakibatkan kematian ternak babi dan manusia dia Semenanjung Malaysia. Adapun di Indonesia, menurut Didik, belum pernah ada laporan kejadian infeksi virus Nipah.

Kewaspadaan tersebut, Didik menjelaskan, didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan sekelompok kelelawar buah yang bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara. "Sehingga ada kemungkinan penyebaran virus Nipah melalui kelelawar atau melalui perdagangan babi ilegal dari Malaysia ke Indonesia," kata Didik.

Untuk mencegah penularan virus Nipah, pemerintah berupaya mencegah perdagangan ternak babi ilegal dari daerah yang terinfeksi. Pemerintah juga menerapkan prosedur pengetatan ekspor dan impor komoditas babi dan produk antara Indonesia dan Malaysia.

Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia menyatakan Indonesia hanya menerima impor binatang ternak dan produk turunannya yang dilengkapi sertifikat kesehatan. Di Malaysia, sertifikat kesehatan diterbitkan oleh Departemen Layanan Hewan Malaysia yang intinya menyatakan produk tersebut sehat.

Kementerian Kesehatan, Didik melanjutkan, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Kementerian Lingkungan Hidup untuk mencegah dan mengendalikan penyakit zoonosis, termasuk virus Nipah ini. Kolaborasi dengan pendekatan One Health itu tercermin dalam Integrasi Sistem Informasi Surveilens yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi program pencegahan penanggulangan penyakit.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus