Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Awas, Penyakit Sifilis Banyak Dialami Oleh Pria. Cek Sebabnya

Dokter mengingatkan bahya penyakit sifilis, infeksi yang biasa menyerang alat kelamin dan dialami banyak pria.

12 Februari 2020 | 17.55 WIB

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sifilis, atau yang lebih dikenal dengan raja singa, adalah masalah kesehatan yang tak boleh disepelekan. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di sepanjang Juli-September 2019, tercatat sekitar 1.586 orang terjangkit penyakit sifilis. Bahkan, hampir sebagian besar di antaranya menyerang pria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mengapa demikian? CEO Klinik Pramudia dan dokter spesialis kulit dan kelamin Anthony Handoko menjelaskan bahwa sifilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Umumnya, bakteri tersebut sangat rentan dialami pria lantaran sifat laki-laki yang lebih senang berganti pasangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu faktor risiko dari sifilis adalah kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.

“Kalau dia berhubungan dengan orang yang positif sifilis, pasti bisa kena juga,” katanya dalam Seminar Media di Jakarta pada Rabu, 12 Februari 2020.

Tingginya lelaki seks dengan lelaki (LSL) juga menjadi risiko lain. Menurut Anthony, banyak pria yang senang melampiaskan keinginan seksualnya dengan sesama jenis. Umumnya, seks dilakukan dengan memasukan alat kelamin ke anus.

“Anus itu sangat mudah luka jika dimasukkan benda berukuran besar seperti penis. Kalau salah satu di antaranya sudah terinfeksi, maka luka pada anus akan mempermudah bakteri masuk dan menyebar,” ungkapnya.

Untuk itu, Anthony pun mengimbau agar para pria senantiasa menjalankan hubungan monogami dengan pasangannya saja. Penggunaan kondom lateks yang benar dan konsisten juga sangat disarankan sebelum melakukan hubungan seksual.

“Kondom meminimalkan risiko penularan. Tapi, kehati-hatian tetap harus dilakukan karena kondom tidak bisa memberi proteksi penuh untuk menutup semua area kulit,” tuturnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus