Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pagelaran tahunan Jakarta Fashion Week 2018 baru saja selesai. Kebanyakan para pengunjung pekan mode itu akan fokus pada karya para perancang busana. Kali ini, Tempo mencoba melihat kesibukan para pengisi acara itu, salah satunya model, di belakang panggung.
Model Juwita Rahmawati mengatakan salah satu perlengkapan wajib model-model Jakarta Fashion Week 2018 adalah bantal dan selimut. Juwita mengatakan bila di panggung memang para model ini akan terlihat mewah. "Tapi di belakang, kami terbiasa tidur ngeper di lantai," katanya kepada Tempo Kamis 26 Oktober 2017 di sela sela Jakarta Fashion Week 2018, Jakarta.
Model Jakarta Fashion Week 2018 sedang dirias/Jakarta Fashion Week
Juwita mengatakan waktu istirahat adalah barang mewah di pekan mode itu. Sehingga ketika ada waktu untuk bersantai sejenak, tidur akan menjadi salah satu pilihan. "Untuk mengisi waktu luang, temen-teman memang ada yang diisi dengan mengobrol, atau bercanda, tapi banyak juga yang akhirnya gelar kain, bawa bantal dan selimut lalu tidur. Saya melakukannya," kata Wita, sapaan Juwita. Baca: Mengintip Kesibukan di Belakang Panggung JFW 2018
Saat Tempo tiba sore itu, keadaan sangat sibuk di belakang panggung. Para model sudah menggunakan riasan wajah dan rambutnya pun sudah ditata. Tidak ada yang tidur terlentang di lantai sambil berselimut. Namun beberapa di antara para model itu tidur sambil duduk dan bersandar di dinding. Para model mencoba istirahat sejenak, dengan wajah penuh riasan, menggunakan bantal penyangga leher agar bisa lebih nyaman. Alih alih selimut para model ini lebih banyak membalut tubuh mereka dengan kain atau selendang untuk mengurangi udara dingin dari alat pendingin udara.
Belakang Panggung Jakarta Fashion Week 2018
Wita mengatakan mengantuk bagi para model adalah hal yang wajar ketika mengisi pagelaran tahunan itu. Para model itu, rata-rata harus tampil dua hingga tiga kali di panggung Jakarta Fashion Week dengan durasi masing-masing pegelaran sekitar 30 menit saja. Walau hanya tampil sebentar, mereka harus tetap beberapa kali melakukan gladi resik. "Gladi resik bisa dilakukan setelah pagelaran paling akhir dan sejak pukul 4 pagi," kata Wita.
Wanita yang sudah menjadi pengisi acara Jakarta Fashion Week sejak 2008, mengatakan tahun ini ia merasa bersyukur. Ia biasanya pulang paling malam pukul 1 dini hari karena melakukan gladi bersih setelah pagelaran terakhir. Besoknya, ia pun harus bersiap karena gladi bersih sesi yang harus diikutinya mulai pukul 5.30. "Tahun ini masih mending, dulu-dulu, saya disuruh stand by pukul 4 pagi. Padahal baru selesai gladi bersih pukul 1 dini hari malam sebelumnya," kata Wita. Baca: Tips dari Ahli Agar Anak Kuat dan Terhindar dari Bullying
Hari itu ada delapan pagelaran yang akan tampil di salah satu panggung Jakarta Fashion Week, Fashion Tent. Dengan padatnya jadwal pagelaran, gladi bersih pun paling awal dimulai sejak pukul 4.30. Gladi bersih akan dilakukan untuk berulang ulang demi menyesuaikan blocking, musik dan perhitungan waktu pagelaran.
Dinginnya udara di ruang belakang Jakarta Fashion Week, membuat para model berusaha terus menjaga kesehatannya. Menurtu Wita, ia tidur menggunakan selimut dan bantal yang dia selalu tempatkan di loker, penting untuknya untuk mengumpulkan tenaga. Udara dingin itu pun membuat Wita dan kawan-kawannya cepat lapar. Bila makanan konsumsi yang disediakan panitia dirasa belum cukup, Wita biasanya akan jajan ke mall. "Kalau tidak ada waktu, kami minta tolong teman agar jajan ke mall," kata wanita yang suaranya sudah terdengar parau karena kurang istirahat.
Juwita Rahmawati adalah Brand Ambassador Jakarta Fashion Week 2018/Juwita Rahmawati
Wita mengatakan mencuri waktu untuk beristirahat penting untuknya. Menurut Brand Ambassador Jakarta Fashion Week 2018, bila ia mendapatkan jadwal tampil tiga kali dalam sehari ia bisa tampil pada 14.00, lalu show kedua pada 16.30 dan terakhir 19.30. "Memang, ada jeda waktu dua hingga dua setengah jam, namun tetap saja, setelah tampil show satu, langsung masuk Green Room untuk ganti make up dan rambut," katanya. Ia mengaku tidak bisa menunda berganti riasan dan rambut, karena perbandingan penata rias dan para model tidak seimbang, sehingga para model harus mengantre dan bergantian untuk dirias. Baca: Hindari Tayangan Tragedi yang Berulang, Trauma Mengancam
Melalui acara Jakarta Fashion Week ini, Wita mengatakan ada baiknya para penikmat mode membeli berbagai hasil karya perancang busana tanah air. Ia mengatakan dari segi kualitas, busana karya anak negeri tidak kalah dibandingkan karya asing. Ia pun mengingatkan bahwa dengan membeli karya anak negeri, maka dapat membantu para pengrajin dan seniman tanah air. "Jangan agung-agungkan produk luar, dan produk lokal itu kualitasnya sudah baik. Lebih murah lagi dibanding produk asing," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini