Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ammar Zoni mengatakan, jeratan ganja memberinya banyak hikmah. Selain melihat kebesaran hati bapak dan kesetiaan Ranty Maria, ia kini mampu membedakan mana sahabat sejati dan mana orang-orang oportunis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ammar Zoni tidak menyalahkan orang-orang yang mempengaruhinya untuk menjajal narkoba. Pun ia tidak menyalahkan teman-teman yang menjauhinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Memang saya yang mau menggunakan itu. Seandainya saya berani berkata tidak, tragedi ini tidak akan terjadi. Memang ini salah saya. Saya pernah memakai narkoba. Yang penting, bagaimana saya tidak kembali menggunakannya. Dan memang, saya tidak ingin menggunakannya lagi,” ia menukas.
Baca juga:
Khasiat Ikan, IQ Tinggi Tidur pun Nyenyak
Cemas Akibat Popularitas? Ini Solusi yang Dijalani Daisy Ridley
Mengenal Depresi dari Lirik Lagu, Simak 4 Lagunya Jonghyun SHINee
Usai menemui Ranty, Ammar Zoni teringat Giorgino Abraham. Tak banyak yang peduli pada Ammar saat ia terjatuh.
Gino, demikian Giorgino disapa, salah satu dari yang sedikit itu. Ammar tak akan pernah lupa momen ketika Gino menjenguk dan memeluknya. Dengan berlinang air mata, Gino berkata, “Yang sabar. Kamu harus kuat. Saya ada baik saat kamu ada di atas maupun jatuh.”
Saat itulah Ammar Zoni sadar, Giorgino Abraham sahabat sebenarnya. Gino tahu ketika Ammar mulai mengencani narkoba. Bintang sinetron Berkah Cinta itu menghargai pilihan Ammar sambil bersikukuh pada keputusannya menjaga jarak dengan barang laknat.
Masih segar dalam ingatan Ammar, saat ia asyik mengganja, Gino menasihatinya dengan mengatakan, “Kamu kalau memakai itu, ketergantunganmu akan makin parah. Kamu menyiakan hidup. Itu sama saja kamu tidak bersyukur. Hidupmu sudah berkecukupan. Nanti kalau berlanjut, kamu bisa tersangkut hukum. Menyesal kamu nanti.”
“Saya mengiakan nasihat Gino sambil tetap mengkonsumsi narkoba. Saya mengabaikan peringatannya. Sejujurnya, saya malu padanya. Yang membuat saya bersyukur, Gino tidak malu untuk menerima saya lagi,” tutur Ammar Zoni dengan mata berkaca.