Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya cacar air terjadi hanya sekali dalam seumur hidup. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, sistem kekebalan tubuh setelah infeksi ini dianggap bertahan lama dan kasus kedua jarang terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, dilansir dari Verywell Health, terdapat beberapa situasi di mana cacar air menyerang lebih dari sekali. Misalnya pasien menderita cacar air pertama kali saat berusia kurang dari 6 bulan, mengalami infeksi yang ringan, dan memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun sebagian besar orang yang terkena cacar air dianggap kebal dan tidak perlu memperoleh vaksin cacar air, sebaiknya mereka melakukan vaksinasi apabila usia sangat muda atau memiliki kasus cacar air yang ringan. Kemungkinan terkena cacar air dua kali memang tidak mungkin ada, namun virus varicella-zoster (VZV) bisa membuat sakit cacar air dua kali.
Cacar Air dan Herpes Zoster
Melansir dari Healthline, meskipun virus dapat aktif kembali di kemudian hari dan mengakibatkan kondisi herpes zoster, setelah terkena cacar air, VZV tetap tidak aktif di jaringan saraf Anda.
Herpes zoster membentuk ruam lepuh yang berkembang di satu sisi wajah atau tubuh hingga sekitar 3 minggu. Lepuh biasanya mengeras dan menyakitkan dalam waktu 1 atau 2 minggu.
Menghirup udara yang diembuskan oleh penderita cacar air termasuk batuk, bersin dan lainnya dapat membuat orang lain tertular. Karena itu, cacar air digolongkan sebagai penyakit yang sangat menular dengan mudah dari orang ke orang lainnya.
Selain udara, Anda dapat terpapar cacar air dengan berada di ruangan bersama, menyentuh lepuh penderita, hingga menyentuh barang-barang yang terkontaminasi dengan napas atau cairan dari luka cacar air. Apalagi apabila Anda belum menerima vaksin cacar air atau menderita penyakit itu sendiri, ada kemungkinan Anda terpapar.
Cacar air membuat penderitanya mengalami gejala demam, sakit kepala, kelelahan, dan kehilangan selera makan. Nyatanya, kondisi ini bukan kasus serius. Banyak dokter yang merekomendasikan untuk mengobati gejalanya sambil menunggu penyakitnya sembuh.
BALQIS PRIMASARI